Jenis pesawat Predator yang dipakai di Irak, menurut foto dokumentasi tahun 2004. Jenis pesawat inilah yang diberitakan tengah disiapkan oleh AS untuk dipakai pula di Yaman guna memerangi salah satu sayap Al Qaeda di negeri itu.
Berita yang dilansir harian The Washington Post, Minggu (7/11), dan dikutip media-media di Timur Tengah, bahwa pesawat tempur tanpa awak AS tipe Predator dalam beberapa bulan terakhir ini telah terbang di atas teritorial udara Yaman untuk memantau gerakan Tanzim Al Qaeda sayap Jazeera al-Arab yang berbasis di Yaman, menunjukkan betapa Washington kehilangan kesabaran menghadapi ancaman AQAP.
Hal tersebut sekaligus sebagai sinyal mulai kehilangan kepercayaan Washington terhadap kemampuan Pemerintah Yaman memerangi Tanzim Al Qaeda sayap Jazeera al-Arab (AQAP). Sementara AQAP semakin mengukuhkan dirinya sebagai jaringan Tanzim Al Qaeda yang memberi fokus serangannya terhadap sasaran di AS.
AQAP, misalnya, terlibat pengiriman dua paket bom yang ditemukan di bandar udara Dubai dan Inggris (East Midlands Airport) pada 29 Oktober lalu dalam pengiriman menuju AS.
AQAP juga terlibat pengiriman pria asal Nigeria, Umar Farouk Abdulmutallab, yang gagal meledakkan pesawat Northwest Airlines yang mengangkut 278 penumpang saat mendarat di Detroit dari Amsterdam pada 25 Desember 2009.
Bagi AS, tidak ada pilihan lain kecuali memperlakukan Yaman seperti Pakistan. AS beberapa tahun terakhir ini telah menggunakan pesawat tempur tanpa awak untuk menggempur tempat persembunyian aktivis Tanzim Al Qaeda di wilayah suku Pakistan dekat perbatasan dengan Afganistan.
Pesawat tempur tanpa awak AS itu cukup efektif dalam berandil membunuh tokoh-tokoh Al Qaeda yang bersembunyi di wilayah perbatasan Pakistan- Afganistan, meskipun sering juga membawa korban warga sipil.
Namun, AS juga harus membayar harga mahal kepada Pemerintah Yaman, seperti halnya yang juga terjadi di Pakistan, sebagai imbalan izin pesawat tanpa awak AS itu terbang di wilayah udara Yaman.
Di Pakistan, AS membayar dengan janji bantuan dana sebanyak 5 miliar dollar AS selama lima tahun kepada pemerintahan Islamabad. Di Yaman, AS meningkatkan bantuan dana untuk pembasmian teroris kepada Pemerintah Yaman dari hanya 4,6 juta dollar AS pada tahun 2006 menjadi 155 juta dollar AS pada tahun 2010.
AS juga berniat akan meningkatkan bantuan militer kepada Yaman hingga senilai 250 juta dollar AS tahun 2011. AS bertekad pula menjual sejumlah helikopter tempur dan peralatan militer lainnya kepada militer Yaman untuk meningkatkan kemampuan aparat keamanan negara itu dalam memerangi AQAP.
Di Yaman, pesawat tanpa awak AS diberitakan belum menembakkan rudal-rudalnya, tetapi sekadar mencoba mendeteksi tempat persembunyian tokoh-tokoh AQAP, terutama tokoh sekelas Anwar al-Aulaqi dan Samir Khan (tokoh intelektual AQAP) serta komandan lapangan AQAP semacam Qasim al-Rimi dan Ibrahim al-Asiri. Akan tetapi, aksi pesawat tanpa awak AS menembakkan rudal-rudalnya di Yaman hanya menunggu situasi politik saja yang akan terjadi setiap saat pada masa mendatang.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengungkapkan adanya kesepakatan kerja sama keamanan antara AS dan Yaman untuk memerangi AQAP.
Menurut pejabat AS yang tak mau disebut namanya seperti dikutip harian berbahasa Arab Al Quds al-Arabi, salah satu butir dalam kesepakatan keamanan AS-Yaman itu menegaskan, pasukan AS dilarang terjun langsung di wilayah Yaman, tetapi tidak melarang pesawat tanpa awak AS menembakkan rudal-rudalnya terhadap sasaran yang telah diyakini sebagai tempat persembunyian aktivis AQAP.
AS melihat pengerahan pesawat tanpa awak di Yaman itu sebagai jalan kompromi di tengah Pemerintah Yaman masih menolak keras penyebaran langsung pasukan khusus AS dan Barat untuk memburu aktivis AQAP di negara itu.
Pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh di Yaman memandang kehadiran langsung pasukan AS di negara itu akan membawa reaksi negatif di Yaman ataupun di dunia Arab, seperti halnya yang terjadi di Irak saat ini. Bahkan, sebaliknya, bisa mendorong para loyalis Al Qaeda dari negara lain datang ke Yaman untuk berjihad melawan pasukan AS, seperti halnya yang terjadi di Afganistan dan Irak selama ini.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
UAV
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Selain Rudal, Indonesia - China Kerjasama UAV Dan Pertahanan Elektronik
- Menhan : Skuadron UAV Nanti Terdapat UAV Buatan Dalam Dan Luar Negeri
- Menhan : Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Akan Diproduksi Massal
- Menristek : UAV Buatan BPPT Masih Terlalu Berisik
- Presiden Dan Menhan Hadiri Ujicoba UAV
- Spesifikasi UAV Sriti dan Alap-Alap Buatan BPPT
- BPPT Siap Mengembangkan UAV Untuk Militer
- TNI AL Gunakan UAV Dan Satelit Buatan Lapan
- Komisi I : Pengadaan UAV Kemungkinan Bakal Disetujui Oleh DPR
- KSAU : Kita Akan Pelajari Dan Mengembangkan UAV Asal Israel
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- Kemhan Bantah Kirim Nota Protes Kepada Australia
- TB Hasanuddin : Tak Perlu Khawatir Dengan Isu Penempatan UAV AS Di Pulau Cocos
- Jubir Kemhan : Drone AS Bukan Ancaman Bagi Indonesia
- Komisi I : TNI Dan BIN Harus Waspadai Basis Drone AS Di Australia
- Komisi I Meminta Kemhan Kaji Dampak Penggunaan UAV Teknologi Israel
- Wamenhan Jelaskan Rencana Pembelian Pesawat Tanpa Awak Kepada DPR
- Hanggar Dan Kantor Untuk Pesawat Tanpa Awak Telah Disediakan
- Kemhan Telah Mengakui Mengujicoba UAV Searcher MK II Dan Hermes
- Sekjen Kemhan : Kami Telah Bayar Uang Muka Untuk Pembelian UAV
- English News : Don’t Worry About Drones’ Source
- Penglima TNI : Saya Tidak Mempermasalahkan Pengadaan UAV Asalnya Darimana
- Kadispenau : Apapun UAVnya Yang Penting Sesuai Dengan Spesifikasi TNI AU
TIMTENG
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Harga Kemahalan, Sritex Batal 'Dandani' Tentara Irak
- Irak Berminat Pesan 500 Panser Buatan PT Pindad
- Indonesia Dan Turki Bahas Kerjasama Pertahanan
- Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia
- Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad
- Jubir Kemhan : 5 Oktober, Degelasi Irak Akan Kunjungi Industri Pertahanan Indonesia
- Dirut Pindad : Irak Akan Berpaling Kepada Indonesia Dalam Kerjasama Industri Militer
- Dahlan : Irak Dan Uganda Tertarik Dengan Alutsista Buatan Indonesia
- PM Irak Kagumi Panser Anoa Buatan Pindad
- Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad
- Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Irak untuk Indonesia
- Militer Turki Anugerahi Bintang Kehormatan kepada Panglima TNI
- Turki Tawarkan Kapal Selam U-214 Kepada Indonesia Untuk Tahap Kedua
- Indonesia Akan Kirim Pasukan Perdamaian Ke Suriah Bila Dibutuhkan
- Komisi I Sarankan Kemhan Membeli UAV Dari Turki Atau Rusia
- Komisi I : TNI Juga Perlu Cermati Produk Alutsista Turki
- Kemhan RI – Kemhan Turki Lakukan Pertemuan Kerjasama Bilateral
- English News : Turkey denies losing deal for Indonesian Navy submarines
- DPR RI Tawarkan Kerjasama Ekspor Senjata Dan Baju Militer Ke Irak
- Turki dan Indonesia Segera Sepakati Kontrak Jual Beli Alutsista Senilai 400 Juta Dollar
- English News : Turkey Holding Rival Talks On Aircraft With Koreans And Swedes
- Militer Eropa Tidak Punya Dana Lagi Untuk Operasi Perang Besar-Besaran
- Irak Beli 36 Unit F-16 dari Amerika
- Dephan Turki: Indonesia-Turki Segera Capai Kesepakatan Pembuatan Dua Kapal Selam
0 komentar:
Post a Comment