TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hassanudin menyarankan, sebaiknya Pemerintah menolak tawaran hihab 24 unit pesawat F-16 A jika harus meretrofit atau mempernaiki dulu. Tawaran itu sudah disampaikan jauh hari sebelum Presiden Barack Obama akhirnya berkunjung ke Indonesia, kemarin.
Menurut Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus Hasanuddin, dirinya tidak mengetahui pasti apakah pembicaraan Obama dengan SBY termasuk untuk merealisasikan hibah pesawat bekas itu. "Tapi baru-baru saja Indonesia ditawari hibah itu sebelum Obama datang," kata Hasanuddin kepada Tempo.
Hasanuddin yang juga purnawirawan berpangkat terakhir Mayor Jenderal ini mengatakan, jika pesawat bekas itu diberikan dengan hibah murni silakan saja pemerintah menerima. Namun jika syaratnya harus meretrofit, maka Indonesia menolak.
"Sebagai perbandingan, meretrofit tiga pesawat bekas itu sama dengan membeli satu pesawat baru," kata politisi PDIP ini. Dengan biaya meretrofit dan biaya angkut yang besar ini, maka Hasanuddin menyarankan untuk menolak hibah dan membeli pesawat baru.
Selain soal biaya perawatan pesawat bekas yang tinggi, membeli pesawat baru mempunyai beberapa keuntungan. Keuntungan itu antara lain senjata yang lebih baru, life time yang lebih panjang. "Selain itu suku cadang pesawat baru relatif lebih kecil untuk diganti yang ujung-ungnya biaya pemeliharaan juga kecil," kata dia.
Alasan menolak hibah bersyarat itu, kata Hasanuddin, juga soal harga diri bangsa. Dengan alasan-alasan di atas, Hasanuddin menyatakan bila kedatangan Obama termasuk membicarakan hibah bersyarat itu, maka sebaiknya Indonesia menolaknya.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment