Departemen Pertahanan Indonesia dalam beberapa bulan ke depan harus membuat keputusan pada meningkatkan F-16 tahun 2011-2012, menurut Flightglobal. Saat ini, TNI AU mempunyai sepuluh pesawat ini, jam penerbangan yang tersisa yang berjarak sekitar empat ribu jam. Jika keputusan untuk upgrade akan dibuat, biaya perawatan termasuk penyediaan peralatan yang diperlukan akan sekitar $ 150 juta.
Modernisasi F-16 TNI AU sekitar satu tahun. Agaknya, pekerjaan akan dilakukan di Indonesia, dan pemasok peralatan yang diperlukan untuk upgrade akan berbasis di AS Lockheed Martin. Akibatnya, meningkatkan lifetime pesawat akan meningkat menjadi delapan ribu jam terbang, dan karakteristik pesawat tempur akan dibandingkan dengan yang di versi terbaru F-16. Sementara itu, Lockheed Martin mengharapkan untuk menjual Indonesia baru enam F-16 50 / 52 Blok.
Menteri Pertahanan Indonesia telah berbicara Lockheed Martin tentang program memperpanjang masa operasional C-130B / H Hercules. Saat ini, TNI mempunyai 32 pesawat. Program untuk memodernisasi pesawat tempur dan transportasi diterapkan secara paralel.
Pada awal Oktober 2010 Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro Indonesia telah mengumumkan bahwa lima tahun mendatang akan dihabiskan untuk pembelian pesawat dan helikopter untuk TNI AU dan TNI AD 150 T(16,8 miliar dolar). Seperti yang diharapkan, dua-pertiga dari jumlah ini akan dialokasikan dari APBN, sedangkan sisanya dari uang Departemen Pertahanan Indonesia mengharapkan untuk menerima dalam bentuk pinjaman. Sebagian dari dana tersebut akan dihabiskan untuk upgrade pesawat yang ada.
Perlu dicatat bahwa banyak F-16 dan C-130 TNI AU yang memerlukan perbaikan dan modernisasi. Pada tahun 1992 Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap Indonesia, mengakhiri kerjasama militer-teknik dengan negara. Pada tahun 1999 sanksi diperketat sebagai hasilnya, Indonesia telah kehilangan kesempatan untuk membeli di pasar luar negeri suku cadang yang dibutuhkan untuk memperbaiki pesawat dari AS. Sebagai hasilnya, F-16 dan C-130 TNI AU banyak yang tidak bisa terbang.
Sanksi tersebut dicabut di Indonesia pada tahun 2005, membuat negara mampu melakukan perbaikan kecil pesawat tertentu.
Pada akhir September tahun ini, Purnomo mengatakan bahwa dalam 20 tahun ke depan, Indonesia berencana membeli 180 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Dari pesawat ini akan terbentuk sepuluh skuadron. Saat ini, pesawat tempur sukhoi mempunyai sepuluh Sukhoi yaitu dua Su-30MK, tiga Su-30MK2, Su-27SK dua dan tiga Su-27SKM. Dalam waktu dekat TNI AU akan meng-upgrade ke versi pesawat MC dan SC dari MK2 dan SCM. Pada pertengahan September, selain itu Indonesia akan berniat untuk membeli enam lebih Sukhoi Su-30MK2.
Sumber: Lenta
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment