
INILAH.COM, Jakarta - Di ulang tahun ke-65 TNI harus mulai memikirkan medan pertempuran baru yakni dunia maya. China, Malaysia, Singapura dan Australia adalah negara yang berpotensi menyerang RI.
Setelah darat, laut, udara dan ruang angkasa, cyber atau dunia maya kini menjadi ancaman bagi suatu negara. Amerika, Iran dan Israel telah mengakui adanya serangan cyber yang menargetkan infrastrukturnya.
Negara-negara maju lain juga telah membangun pasukan khusus untuk berperang di dunia maya. Sementara Indonesia sendiri sudah biasa mendapat serangan.
Pengamat Intelejen Dynno Chresbon mengatakan Indonesia sudah sering menjadi target serangan cyber. Jaringan internet Kementrian Pertahanan, Mabes TNI dan Polri adalah beberapa langganan serangan.
Serangan cyber itu sendiri bagian dari operasi tertutup intelejen, baik dari organisasi ataupun institusi yang direkrut untuk terlibat di dunia maya. "Ini merupakan tren yang sering terjadi sejak fenomena industri cyber," kata Dyno saat dihubungi INILAH.COM, kemarin.
Pengamat telekomunikasi Budi Raharjo juga memiliki catatan menyangkut serangan cyber. Sejak 1998, Indonesia telah melakukan perang cyber dengan negara lain. Hal itu terkait masalah politik dan sosial yang terjadi.
Misalnya ketika terjadi kerusuhan rasial Indonesia berperang di dunia maya dengan para hacker dari China dan Taiwan. Sementara pada 1999 juga muncul kerusuhan di dunia maya antara Indonesia dan Portugal menyangkut kasus Timor-Timur.
"Kalau perang dengan Portugal, kita saling masuk sistem sehinga menghapus semua data. Di sisi lain, kerusuhan rasial hanya menunjukkan protes di web sehingga tidak sampai diformat," kata Budi.
Indonesia juga jadi korban pencurian data lewat teknologi. Menurut pakar telematika yang juga anggota DPR Roy Suryo, sejak belasan tahun lalu data satelit Palapa sudah sering dicuri negara lain.
"Di media Sydney Morning Herald Australia misalnya, mereka pernah melaporkan bukti adanya pembinaan tentara Timor-Timur oleh pejabat Indonesia. Ini hasil dari penyadapan data kita," katanya.
Namun Roy Suryo melihat tidak ada perang yang benar-benar merusak dan terorganisir. Karena selama ini tidak ada konflik spesifik dengan negara tertentu sehingga tidak sampai terjadi perang.
Dalam kasus ambalat, hacker dari Indonesia memang menyerang Malaysia. Tapi masih banyak unsur penting, hingga perang cyber dikatakan telah terjadi. Salah satunya penghancuran infrastruktur telekomunikasi milik lawan, baik perusahaan atau kelompok masyarakat dan pemerintah.
Meskipun begitu, Dyno Chresbon optimis bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk perang cyber. "Indonesia bisa melakukan antisipasi dengan baik. Tidak ada kasus lebih dari 6 jam untuk memperbaiki kegagalan yang berasal dari serangan cyber pada fasilitas negara," katanya.
Menurut Dyno, negara yang berpotensi melakukan serangan adalah China dan Malaysia, terkait dengan kepemilikan sumber daya minyak dan gas di Indonesia.
Sementara Roy Suryo menganggap Singapura dan Australia adalah 'musuh' karena negara itu yang paling banyak berseberangan kepentingan dengan Indonesia.
Budi Raharjo menilai meskipun ada badan intelejen atau pihak keamanan, Indonesia harus meningkatkan penjagaannya. Hal itu karena rendahnya infrastruktur keamanan cyber yang ada di Indonesia.
Sumber: INILAH
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Teknologi
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- Radar INDRA Akan Dipasang Di Tiga Kapal Selam Indonesia
- Korsel Rilis Bom Korean GPS Guided Bomb Untuk KFX Kepada Publik
- Debat Polemik Pengembangan Pesawat Tempur KFX
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Pengamat : Israel Gagal Membuat Jet Tempur Kfir Yang Tangguh
- TNI AU Kembali Aktifkan ACMI Pekanbaru
- Departemen Pertahanan Bangun Pertahanan Cyber
- TNI Gandeng UI Untuk Mengembangkan Kapal Tanpa Awak
- Menhan : Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Akan Diproduksi Massal
- Menristek : UAV Buatan BPPT Masih Terlalu Berisik
- KSAD : Pembelian Alutsista Luar Negeri Harus Ada Alih Teknologi
- Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah
- Spesifikasi UAV Sriti dan Alap-Alap Buatan BPPT
- BPPT Siap Mengembangkan UAV Untuk Militer
0 komentar:
Post a Comment