
Permasalahan yang dihadapi oleh sektor militer berteknologi tinggi Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet telah didokumentasikan dengan baik. Pada tahun 2009 Anatoly Isaykin, direktur jenderal badan ekspor Negara Rosoboronexport, telah memperingatkan bahwa Rusia akan "menghadapi turunnya pemasok besi" di pasar global karena diperdagangkan dan digunakan untuk penelitian dan pengembangan (R & D ) investasi pada era uni Soviet. Isaykin menyesalkan saham Rusia "produk berbasis penelitian untuk ekspor dunia" menurun, mencatat bahwa jatuh sebesar 6% di tahun 1990 menjadi satu persen pada tahun 2000 dan 0,2 persen pada tahun 2008.
"Negara ini menghabiskan empat kali lebih sedikit penelitian dan pengembangan dari pada Jepang, tiga kali kurang dari Jerman, dan dua kali lebih sedikit dari Republik Ceko," katanya kepada surat kabar Gazeta Rusia. R & D pertahanan, memang, runtuh secara menyakitkan setelah transisi dari ekonomi terpusat, sementara para ilmuwan Rusia meninggalkan Rusia selama "Lost decade" tahun 1990-an. Menurut angka yang dipublikasikan oleh layanan informasi negara RIA Novosti, diperkirakan 25.000 ilmuwan beremigrasi antara tahun 1990 dan 2005, sementara lebih dari 175.000 disiplin akademis meninggalkan kuliah untuk mencari nafkah di daerah lain.
Dalam hal struktur dan pendekatan manajemen perusahaan, selama sekitar 15 tahun, basis industri pertahanan Rusia tetap sebagian besar dibangun di era Soviet, memperburuk tantangan seperti profitabilitas dan efisiensi produksi dan pengembangan . reformasi Mayor mulai terungkap pada pertengahan 2000. Sebuah langkah perubahan terjadi dengan penciptaan Rusia Technologies pada bulan November 2007.
Berita Terkait:
RUSIA
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- Rusia Berharap Bisa Negosiasi Su-35 Kepada Indonesia
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- 21 Februari, Indonesia Akan Kedatangan Su-30MK2 Dari Rusia
- Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Vnesheconombank Berikan Pinjaman Kredit Pesawat Tempur Kepada Indonesia
- Rusia Tawarkan kerjasama Pembuatan Tank Ringan Kepada Indonesia
- Rusia Tawarkan Buk-M Dan Pantsir S1 Kepada Indonesia
- Menhan Terima Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport Untuk Membahas Kontrak Sukhoi Dan BMP-3F
- Sukhoi Tertarik Kerjasama Pembuatan Komponen Pesawat Dengan PT DI
- Rusia Siapkan Open Agreement Kerjasama Pertahanan dengan Indonesia
- Rusia Akan Memberikan ToT Pesawat Tempur Dan Sipil Buatan Sukhoi
- Mabes TNI AU : 2013, Pesawat Sukhoi Jadi 16 Unit
0 komentar:
Post a Comment