ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, October 28, 2010 | 9:20 AM | 0 Comments

    Daya Tempur Udara Masih Butuh Kerja Keras


    SANGATA (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) masih harus meningkatkan latihan, dalam rangka mewujudkan ketangguhan daya tempur dan operasi udara menghadapi musuh. Saat ini, TNI AU harus berjuang keras untuk menambah alat utama sistem senjata (alustsista) canggih dan berteknologi tinggi yang disesuaikan dengan luas wilayah Indonesia.

    "Karena keterbatasan anggaran, maka kita harus meningkatkan kualitas pasukan disamping menambah alutsista secara bertahap," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai menyaksikan latihan operasi udara yang dengan sandi Angkasa Yudha 2010, di Sangata Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rabu (27/10).

    Latihan operasi udara yang melibatkan 1235 prajurit TNI AU dari Koops TNI AU I dan Koops TNI AU II, Kohanudnas dan Kopaskhas ini mengambil tema Komando Tugas Udara dan Komando Pertahanan Udara Nasional Melaksanakan Operasi Udara di Kalimantan Timur Dalam Rangka Menegakan Integritas Kedaulatan NKRI.

    Selain itu, Angkasa Yudha 2010 melibatkan pesawat-pesawat tempur canggih yang dimiliki TNI AU, seperti 4 unit Sukhoi buatan Rusia, 4 unit F-16 buatan Amerika Serikat (AS), 6 unit F-5 Tiger, 8 Hawk 109/209 serta 4 pesawat angkut personil Hercules, Casa dan Helikopter Puma.

    Imam mengatakan, TNI AU sangat membutuhkan pesawat intai tanpa awak yang sudah masuk dalam renstra pertahanan Indonesia. Pesawat tanpa awak cukup membantu untuk mendukung operasi udara, seperti menentukan titik kordinat target atau sasaran.

    "Setelah kita saksikan langsung dalam latihan, beberapa sasaran harus dihancurkan setelah dibombardir berkali-kali. Seharusnya, kita tak perlu lagi mengeluarkan banyak roket untuk menghancurkan satu target apabila ada pendukung untuk menunjukan kordinat sasaran," ujarnya.

    Karena itu, ia menyakini, keberadaan pesawat intai tanpa awak semakin mengefektifkan daya tempur dan operasi udara yang dilaksanakan TNI AU uuntuk menangkal musuh. "Operasi udara itu tidak bisa langsung mengadakan pengeboman. Melainkan, operasi itu harus berdasarkan informasi intelijen, yang diawali dengan pesawat recognize," ujar KSAU.

    Artinya, pesawat intai tanpa awak mampu mendeteksi posisi dan kekuatan musuh. "Dengan kedatangan pesawat tanpa awak, kita bisa mendeteksi lebih dini dan centre of gravity kedudukan musuh," ujarnya.

    Bukan Politis

    Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Bambang Samoedro, menepis anggapan bahwa Angkasa Yudha 2010 dalam rangka pertunjukan aksi kekuatan udara Indonesia ke negara tetangga, Malaysia.

    "Malaysia pasti tahu kalau kita sedang melaksanakan latihan operasi udara. Tapi, bukan berarti TNI AU pamer kekuatan," ujarnya.

    Menurut Bambang, pemilihan Sangata sebagai latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha karena lokasinya cukup ideal untuk latihan penembakan dari udara ke darat (air to ground). Karena itu, menurut dia, Bukit Tinjau Sangata perlu dipertahankan dan dikembangkan sebagai area latihan militer TNI AU, TNI AL dan TNI AD.

    Imam menjelaskan, pemilihan Sangata sebagai tempat puncak latihan juga ditinjau dari aspek kesiapan pangkalan sekitarnya.


    Sumber: SUARA KARYA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.