ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Monday, October 25, 2010 | 11:06 PM | 0 Comments

    Pulau Terdepan Indonesia Rawan Terhadap Invasi Negara Luar

    illustrasi

    BANDUNG,(PRLM).-Dua belas pulau terdepan Indonesia rawan terhadap invasi negara luar. Hal ini diperparah dengan belum adanya teknologi radar yang mampu memantau seluruh pulau terdepan yang menjadi batas wilayah Indonesia dengan sejumlah negara.

    "Ke-12 pulau yang masih rawan ini dikarenakan belum ada pernyataan resmi mengenai batas-batasnya. Selama belum ada batas yang jelas maka akan terus muncul konflik," kata Komandan Lanal Bandung Kolonel Laut Ivan Yulivan dalam acara Pameran dan Lokakarya "Menjaga Tepian Tanah Air" di Kampus Center Institut Teknologi Bandung, Jln. Ganesa Bandung, Senin (25/10).

    Menurut Ivan, salah satu pulau yang masih sangat rawan adalah pulau Nipah dan Seubatik yang berbatasan dengan Malaysia. Selain rawan terhadap ancaman militer, ancaman lain yang tidak kalah penting adalah pengaruh asing yang sangat kental. "Misalnya handphone Malaysia di sana diterima, sementara yang berasal dari Indonesia tidak bisa. Ini juga harus menjadi perhatian semua pihak," ujarnya.

    Staf Ahli Panglima TNI Bidang Politik dan Pertahanan Nasional Mayjen Liliek Kusdiarjo menuturkan, sampai saat ini teknologi radar untuk memantau masuknya kapal asing baru dipasang di kawasan Ambalat. Di wilayah lainnya belum ada, bahkan untuk wilayah selatan di kawasan Papua, masih longgar karena sama sekali tidak ada pemantauan radar.

    "Makanya kemarin sempat ada dari Australia nyelonong masuk, karena kami juga tidak bisa memantau. Apalagi tidak semua pulau terdepan dijaga oleh marinir yang menetap," katanya.

    Oleh karenanya, kata Liliek, yang dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan negara adalah teknologi radar yang bisa melindungi seluruh batas wilayah dari kapal atau pesawat asing. "Seperti Australia yang punya radar sampai 1000 kilometer di luar wilayah mereka. Bahkan kawasan Indonesia bisa mereka pantau," ujarnya.

    Sumber: PIKIRAN RAKYAT

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.