
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah menyerahkan rancangan tersebut kepada Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada Desember lalu, namun kedua pihak belum dapat mencapai kesepakatan terkait pengertian "pasukan tempur penting" itu, tulis harian berbahasa Rusia Kommersant.
"Pasukan NATO akan melakukan modernisasi sehingga situasi militer penentuan Barat bagi kami telah berubah." kata wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov seperti dikutip harian tersebut.
"Jadi bila tidak ada ancaman akan suatu konflik, maka perlu ada pernyataan tertulis mengenai sesuatu demi menciptakan kepastian adanya jaminan militer bagi kami," imbuhnya.
Persetujuan itu akan menetapkan pengurangan pasukan di negara anggota baru NATO seperti Slovenia dan Kroasia.
Sumber dari markas NATO di Brussel mengonfirmasi tulisan harian itu dengan mengatakan bahwa NATO telah menerima usulan Rusia namun mengatakan masih belum jelas apakah akan berlanjut ke persetujuan yang mengikat atau tidak karena masih terdapat ketidaksepakatan kedua pihak mengenai jumlah pasukan.
Duta besar Rusia untuk NATO Dimtry Rogozin mengatakan kepada Kommersant bahwa definisi "pasukan tempur penting" dapat berarti pengurangan secara permanen atau pengerahan sementara brigade manuve, batalion helikopter atau resimen udara.
Hal itu juga bisa merujuk pengerahan lebih dari 41 tank tempur, 188 kendaraan lapis baja atau 24 pesawat jet tempur dan helikopter tempur dan pasukan lainnya. "Gagasan utama kami adalah untuk mengubah kewajiban politik menjadi kewajiban hukum," tambah Rogozin sembari mengatakan Rusia tidak akan menjadi subjek dari perjanjian tersebut karena Rusia tidak melakukan ekspansi ke arah barat.
Dalam pertemuan puncak NATO di Lisabon pada 19-20 November direncanakan akan mempertimbangkan konsep strategis baru blok militer tersebut dan juga akan mendiskusikan penetapan suatu aliansi perisai rudal bersama.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev pekan lalu setuju untuk ikut serta dalam pertemuan puncak itu meski ia menekankan Moskwa perlu untuk mendengar lebih banyak mengenai ide tentang perisai rudal tersebut.
Rusia dan negara-negara Barat masih berselisih faham terkait perlucutan senjata konvensional di Eropa, situasi di Georgia setelah perang Rusia-Georgia pada 2008, dan tentang perluasan pengaruh NATO di Eropa Timur.
Koran Kommersant mengutip sumber di kementerian luar negeri, mengatakan Rasmussen berencana mengunjungi Moskwa pada 5 November.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
RUSIA
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- Rusia Berharap Bisa Negosiasi Su-35 Kepada Indonesia
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- 21 Februari, Indonesia Akan Kedatangan Su-30MK2 Dari Rusia
- Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Vnesheconombank Berikan Pinjaman Kredit Pesawat Tempur Kepada Indonesia
- Rusia Tawarkan kerjasama Pembuatan Tank Ringan Kepada Indonesia
- Rusia Tawarkan Buk-M Dan Pantsir S1 Kepada Indonesia
- Menhan Terima Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport Untuk Membahas Kontrak Sukhoi Dan BMP-3F
- Sukhoi Tertarik Kerjasama Pembuatan Komponen Pesawat Dengan PT DI
- Rusia Siapkan Open Agreement Kerjasama Pertahanan dengan Indonesia
- Rusia Akan Memberikan ToT Pesawat Tempur Dan Sipil Buatan Sukhoi
- Mabes TNI AU : 2013, Pesawat Sukhoi Jadi 16 Unit
NATO
- NATO Paksa Pesawat Tempur Mig-23 Pemberontak Libya Mendarat
- Amerika Serikat Akhiri Misi Di Libya
- Pesawat B-2 Jatuhkan 40 Bom di Libya
- English News : Russian intelligence : Ground operation in Libya could start in April
- NATO Ambil Alih Komando Operasi Militer Di Libya
- Anggaran Perang AS Ke Libya Jadi Sorotan
- Alutsista Robotik Menghancurkan Pertahanan Libya
- Pengebom Siluman Dilawan Rudal Kuno
- Pesawat Canggih Barat akan Ronda di Libya
- PT Sritex Memasok Seragam Pasukan NATO
- Rusia Bantah Tempatkan Rudal Dekat Perbatasan NATO
- NATO Setujui Sistem Perlindungan Ancaman Rudal
- English News : NATO missile defense shield in Turkey may threat Iran, Russia - experts
- MIKHAIL GORBACHEV NATO Sudah Pasti Keok
- Rusia Inginkan Kesamaan Dalam Perisai Rudal NATO
- NATO Berencana Rampingkan Komando Militer
- Brasil Tolak Peran NATO
- TNI Belum Berminat, NATO Sudah Pesan
- Parlemen AS Setujui Rp 298,7 T Untuk Tentara AS di Afghanistan
- Rusia Pesan Kapal Induk NATO
- Europe-Wide Missile Shield Would Cost $250M
- NATO 'Tinggalkan' Afghan Mulai November
- Operasi Militer Besar-besaran Segera Dimulai
- Operasi Militer Besar-besaran Segera Dimulai
0 komentar:
Post a Comment