
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyimak pertanyaan yang diajukan anggota DPR dalam rapat kerja dengan Komisi I di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (7/3). Rapat yang dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo tersebut membahas revitalisasi industri pertahanan. (Foto: Kompas)
Jakarta, Komisi I DPR RI meminta pemerintah menunjukkan keberpihakan terhadap revitalisasi industri pertahanan nasional dengan mendukung upaya penyehatan perusahaan-perusahaan negara yang bergerak di sektor industri tersebut.
Saat membacakan simpulan rapat kerja antara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan Komisi I DPR RI di gedung DPR/MPR/DPR RI Jakarta, Senin, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan pemerintah harus memberikan dukungan berupa penyertaan modal negara yang sangat dibutuhkan untuk membenahi perusahaan-perusahaan negara yang menghasilkan produk-produk strategis.
Pemerintah, ia melanjutkan, juga mesti memberikan jaminan pemasaran produk industri pertahanan dalam negeri melalui pengadaan alat pertahanan dan keamanan di lingkungan TNI, Kepolisian RI, dan lembaga pemerintah yang lain.
"Dan memberikan kemudahan melalui berbagai regulasi, seperti insentif fiskal," katanya pada akhir rapat kerja yang dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Panglima TNI Agus Suhartono, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar dan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata.
Komisi I DPR RI juga meminta pemerintah mendukung percepatan proses alih teknologi produksi dalam industri pertahanan serta meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam produksi alat pertahanan dalam negeri supaya secara bertahap kebutuhan alat utama sistem senjata bisa dipenuhi dari dalam negeri.
"Juga memperkuat payung hukum KKIP dan revitalisasi industri pertahanan. Komisi I siap mendukung dengan segera menyelesaikan pembahasan rancangan undang-undang tentang revitalisasi industri pertahanan serta produk kebijakan terkait lainnya," kata Mahfudz.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP mengatakan pemerintah sudah menyiapkan rencana induk dan peta jalan revitalisasi industri pertahanan.
Rencana induk pengembangan industri strategis dan pertahanan nasional, menurut dia, antara lain meliputi penyelarasan pemenuhan kebutuhan alat utama sistem senjata dengan kemampuan produksi industri dalam negeri, percepatan proses alih teknologi dan peningkatan kandungan komponen lokal serta peningkatan kerja sama produksi.
Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah menyiapkan pentahapan sistematis untuk mewujudkan kemandirian dalam menghasilkan produk strategis unggulan dengan membangun kemampuan desain dan produksi kapal perang atas air dan kapal selam, pesawat tempur dan pesawat angkut, kendaraan tempur, sistem senjata rudal, serta perangkat komunikasi, radar dan satelit.
Terkait kebutuhan akan penyertaan modal negara dalam revitalisasi industri pertahanan, Menteri Negara BUMN mengatakan pemerintah telah mengupayakan penyertaan modal negara untuk membantu beberapa industri strategis mengatasi kesulitan keuangan dalam merombak struktur dan memperbaiki pengelolaan perusahaan.
"Mengenai kesulitan keuangan, dalam rapat gabungan pekan lalu kami mengusulkan tiga industri strategis yakni PT PAL Indonesia, Pindad dan PT Dirgantara Indonesia untuk mendapat penyertaan modal negara," kata dia.
Beberapa bank nasional seperti Bank Mandiri, Bank BNI 1946 dan Bank BRI, menurut dia, juga sudah berkomitmen mendukung pengembangan industri strategis nasional.
"Bank-bank BUMN itu akan melakukan sindikasi untuk membantu pendanaan kegiatan BUMN strategis. Bank-bank itu sudah mulai memberikan dukungan untuk produksi alutsista," katanya.
Pemerintah, ia melanjutkan, juga membantu BUMN industri strategis dan BUMN industri pertahanan memperluas akses pasar di dalam maupun luar negeri.
"Keringangan pajak juga sudah kita bahas. Apa saja fasilitas yang dimiliki ketika Pak Habibie menjadi Menteri Riset dan Teknologi, saya bilang kepada teman-teman industri strategis, catat fasilitas dan peraturan yang dulu kalian dapat, tapi sekarang tidak kalian dapat lagi," demikian Mustafa Abubakar.
Sumber: DEPHAN
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Industri Pertahanan
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- PT Pindad Targetkan Penjualan Senilai 2 Triliun
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- Siapapun Presiden Nanti, Harus Komitmen Dengan Proyek KFX
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Gandeng Turki Untuk Kembangkan Tank Ringan Dan Medium
- Habibie Siap Bangun Industri Pesawat Di Batam
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- PT Pindad Segera Luncurkan Light Tank Indonesia
- Peran Besar Habibie & JK Bangkitkan Pabrik Senjata Indonesia
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
0 komentar:
Post a Comment