
SEOUL--MI: Dua pelaut Indonesia dipandang telah menjadi pahlawan bagi Korea Selatan setelah beserta lima pelaut Korsel yang mengawaki kapal ikan mereka, tewas tenggelam di perairan barat negara tersebut.
Jenazah dua pelaut itu, Lambang Nurcahyo, 36, sudah ditemukan namun Yusuf Harefa, 35, hingga kini belum ditemukan setelah kapal ikan mereka, Geumyang No. 98, tenggelam akibat bertabrakan dengan sebuah kapal kargo Kamboja.
Kapal ikan dengan dua awak pelaut RI itu ketika itu sedang turut dalam operasi pencarian korban-korban tenggelamnya kapal AL Korsel Cheonan, yang diperkirakan dihantam torpedo Korea Utara , 20 hari lalu.
Surat kabar Korea Times hari Kamis (22/4) dalam tajuk rencananya menyesalkan sikap Presiden Korsel Lee Myung-bak yang Senin lalu lewat pesan nasionalnya menyebutkan nama masing-masing dari 46 anggota AL Korsel yang tewas di kapal Cheonan, namun tanpa menyebutkan sama sekali nama tujuh awak kapal Geumyang No. 98.
"Seperti para pelaut AL yang gugur itu, para nelayan Geumyang itu juga merupakan pahlawan-pahlawan yang telah mengambil risiko nyawa mereka untuk menyelamatkan korban-korban pelaut AL tersebut," kata Korea Times.
Meski demikian, menurut surat kabar tersebut, Pemerintah Korsel lewat Kedutaan Besar Korsel di Jakarta telah menghubungi keluarga-keluarga kedua pelaut tersebut .
Korsel telah menyampaikan penyesalan mendalam atas terjadinya tragedi itu. Pemerintah Korsel pun telah menyatakan akan memberikan santunan baik kepada awak kapal Korsel maupun Indonesia dengan perlakuan setara sesuai undang-undang.
Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Korsel, Yu Mung-hwan, telah pula menyampaikan rasa simpatinya kepada dua pelaut Indonesia yang menjadi korban, dan telah menulis surat sehubungan dengan tragedi tersebut kedua keluarga para korban.
Dalam akhir tajuknya, Korea Times mengingatkan pemerintah setempat bahwa rakyat Indonesia mengamati apa yang sedang dilakukan Korea dan rakyat Korea untuk orang-orang sebangsa mereka. Ditegaskan, kini saatnya Korea menunjukkan bahwa negara ini sungguh teman baik Asia.
Dalam catatan, dua pelaut Indonesia yang menjadi korban itu merupakan bagian dari lebih kurang 500.000 atau sekitar 0,56 persen dari total tenaga kerja Indonesia.
Fakta itu menunjukkan kedua negara memiliki hubungan yang cukup kuat dalam sektor Industri terutama karena banyaknya TKI dari Indonesia yang memberi sumbangan bagi pengembangan industri Korsel.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
KOREA
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Doosan DST Kirim Tarantula 6x6 Kepada Indonesia
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
0 komentar:
Post a Comment