ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, April 20, 2010 | 8:58 AM | 1 Comments

    Siswa SMA Sidoarjo Ciptakan Senjata Api


    SIDOARJO- Beberapa guru SMAN 1 Sidoarjo, pada Senin, 19 April, berkumpul di ruang wakil kepala sekolah. Tak lain, mereka ingin melihat senjata api yang dirakit oleh salah satu siswanya.

    Pagi itu, Miftah Yama Fauzan (16), membawa senjata api yang berhasil mengantarkan Indonesia menjadi juara I mengalahkan pelajar Rusia dan Jerman dalam International Conference of Young Scientists (ICYS) pekan lalu. Sebelum masuk ruang wakil kepala sekolah, Miftah yang datang sambil memanggul tas panjang disambut oleh siswa-siswa lainnya.

    Teman-temannya bergantian mengucapkan selamat menyambut Miftah. Dengan berseragam putih abu-abu, dia memanggul tas gendong. Di tangan kanannya membawa sebuah kotak warna hitam berbentuk persegi panjang.

    Di dalamnya tas itu, berisi senjata laras panjang. Senjata itulah yang mengantarkannya menjadi juara dalam ajang internasional. “Senjata ini saya namakan EMG-M4. Untuk membuatnya membutuhkan waktu dua bulan,” ujar Miftah.

    Meski rakitan, namun senjata laras panjang ini mirip seperti aslinya senjata yang digunakan Densus 88 Anti Teror. Demikian pula, mulai peluru, sampai sistem kerjanya tak ubahnya senjata api.

    Bedanya, hanya pemicu senjata itu menggunakan kekuatan baterai yang dirangkai menggunakan rangkaian tertentu. Dengan baterai berkekuatan 12 volt masuk ke DC converter sehingga daya naik menjadi 300 volt. Tenaga dari baterai itu disimpan di enam kapasitor.

    Setelah terkumpul, tenaga itu disalurkan ke kumparan dan mengubahnya menjadi magnet. Dari sinilah, peluru ditarik dengan kekuatan penuh dan ketika pelatuk ditekan, langsung melepaskan tembakan. ”Peluru yang saya gunakan dari besi veromagnetik. Senjata ini juga dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi jarak,” urai siswa kelas I SMA N 1 Sidoarjo ini.

    Karena ada sensor deteksi jaraknya, jika jarak dekat, tenaga yang digunakan untuk melepaskan peluru menggunakan dua kapasitor. Sedangkan jarak sedang, menggunakan empat kapasitor, maka menggunakan tenaga di empat kapasitor. “Baru kalau jarak jauh, menggunakan tenaga di enam kapasitor sekaligus,” ujar siswa berkulit putih ini.

    Jika menggunakan kekuatan penuh, lanjut Miftah, senjata rakitannya mampu menembus obyek dengan jarak 30 meter. Kekuatannya pun cukup besar dan bisa mengoyak obyek yang ditembak.

    Meski demikian, Miftah mengaku belum puas dan masih ingin mengembangkan senjatanya ini.”Untuk kekuatannya masih bisa dikembangkan lagi agar jangkauannya lebih jauh. Kan senjata ini masik prototype awal,” ujarnya sembari menunjukkan komponen senjata rakitannya.

    Putra guru besar ITS Mochamad Ashari itu menambahkan, dia pernah mencoba senapannya menembak tumpukan kaca. Ternyata, bisa memporak-porandakan tumpukan kaca itu. Berarti kekuatannya cukup besar. Padahal, lanjut dia, rangkaian senjata itu sejatinya adalah air soft gun yang dibeli secara terpisah melalui internet.

    Untuk merangkai senpi itu, dia merogoh kocek sampai Rp1,5 juta. Pelajar yang tinggal di Wonoayu itu mengaku banyak belajar dari internet. Beberapa istilah penting yang didapat dari sana.

    Dari melihat beberapa spesifikasi senjata di internet itulah, kemudian dia belajar merangkai sendiri senjata itu. Ternyata bapaknya yang menjadi guru besar di ITS, juga sangat membantunya dalam merakit senjata itu. “Jika sudah tidak bisa berpikir sendiri lagi, saya Tanya sama bapak,” akunya.

    Miftah mengaku, meski sudah meraih juara I tingkat internasional, tidak membuatnya puas. Dia ingin mengembangkan apa yang dihasilkan sehingga bisa menjadi sebuah karya yang membanggakan.

    Sumber: OKEZONE

    Berita Terkait:

    1 komentar:

    cara-blog said...

    mantab dan bagus banget nich blognya, kunjungan balik ya bro di download ebook gratis =p

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.