
Dr Soewarto Hardhienata meninggalkan Pusat Latihan Tempur TNI di Baturaja, Palembang, pukul 13.30 WIB, dua pekan silam dengan hati lega. Setengah jam sebelumnya, empat roket yang menjadi proyek gabungan beberapa lembaga penting, termasuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), tempatnya bekerja sebagai Deputi Kepala Bidang Teknologi Dirgantara, kembali sukses diuji coba.
Roket-roket berjangkauan 14 kilometer dan berdiameter 12,2 sentimeter itu semuanya bisa diluncurkan dan mengenai sasaran pada akhir pekan itu. Keberhasilan ini tidak hanya membuat proyek semakin mencorong di depan anggota kabinet yang hadir, termasuk Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro serta Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, tapi juga menjadi tonggak penting.
"Ini untuk pertama kalinya roket Lapan diberi hulu ledak," kata Soewarto. Sebelumnya, roket-roket buatan Lapan cenderung hanya untuk kepentingan riset. Belum ada roket yang benar-benar dimanfaatkan. Setelah sukses uji coba mutakhir itu, Kementerian Pertahanan pun mengumumkan akan memasang roket bernama R-Han 122 di kapal-kapal tempur Indonesia dan ditargetkan pada 2014 sudah diproduksi 500 buah.
Proyek pembuatan roket ini relatif cepat, hanya sekitar tiga tahun. "Ini proyek kolaborasi, jadi cepat," kata Dr Timbul Siahaan, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan.
Beberapa lembaga negara memang sudah memiliki teknologinya. Lapan memiliki teknologi roket, Pindad sudah puluhan tahun berpengalaman di bidang pembuatan hulu ledak, serta PT Dirgantara Indonesia memiliki fasilitas dan berpengalaman membuat torpedo. Semuanya bergabung. "Kalau dari awal (penelitian sendiri), tidak akan cukup waktunya," kata Timbul.
Roket R-Han 122-yang berarti roket pertahanan berdiameter 122 milimeter-merupakan turunan roket Lapan RX-120. Roket Lapan ini sedikit diperbesar dengan alasan sederhana. "Kalau di militer ada standar roket 122," kata Soewarto. Salah satu roket seukuran yang digunakan Indonesia adalah roket yang diluncurkan dari RM-70 Grad, peluncur roket buatan Republik Cek.
Dalam dunia militer, roket seukuran ini disebut roket artileri karena fungsinya persis seperti meriam: menyapu pasukan musuh. Di "kelas" berikutnya, roket jarak menengah dan antarbenua. Sejumlah negara-di Asia bukan hanya Jepang, India, atau Cina, melainkan juga Iran dan Korea Utara-sudah mampu memproduksi roket berjangkauan ratusan kilometer. Indonesia saat ini sedang dalam taraf pengembangan dan targetnya pada 2014 sudah memproduksi roket jarak jauh yang tidak hanya bisa membawa bom ke benua lain, tapi juga satelit ke antariksa (baca "Empat Tahun Lagi").
Roket R-Han 122 tidak memiliki kendali sendiri dan tanpa sistem navigasi. Untuk mengarahkannya, personel yang meluncurkan harus menghitung sudut peluncuran. Akurasinya juga bukan titik, melainkan area dengan radius sekitar 500 meter. Saat terbang, roket akan meluncur sambil berguling. Ini membuat jangkauan roket makin jauh dan terarah.
Dengan sistem ini, roket R-Han 122 menjalani uji coba cukup lama. Tahap awal, setelah desain, seperti biasa uji coba di darat untuk menguji sistem pendorongnya. Baru kemudian dilakukan uji coba peluncuran yang sesungguhnya. "Sekitar 25 kali uji coba peluncuran," kata Soewarto, "semuanya sukses."
Uji coba itu dijalankan di Pameungpeuk dekat Garut, Lumajang di Jawa Timur, serta Baturaja, Palembang. Saat uji coba di Pameungpeuk dan Lumajang, roket diluncurkan ke arah laut. Sayang sekali, saat uji coba di Lumajang, ada kecelakaan meski bukan oleh roket R-Han 122. Kecelakaan itu mencederai dua warga yang berada di gubuk sekitar lapangan peluncuran. "Kalau roket ini (R-Han 122), tidak ada masalah," kata Soewarto.
Uji coba berikutnya dilakukan di Baturaja, Palembang. Sebagai roket artileri, roket akan diisi peledak betulan. Uji coba mesti dilakukan dengan sasaran darat. "Karena harus menguji hulu ledak, tidak bisa di laut," kata Soewarto. Mereka memilih Baturaja karena tempatnya luas, 23 ribu hektare, sehingga relatif aman jika ada masalah. Uji coba ini juga sukses.
Tapi tim ini tidak puas dengan jangkauan hanya 14 kilometer. Tim sudah mengembangkan R-Han 122 dengan jangkauan 23 kilometer, hampir dua kilometer lebih jauh dari roket RM-70 Grad. Jangkauan lebih jauh ini dicapai dengan cara sederhana: bahan bakar diperpanjang. Dalam versi sekarang, bahan bakar memiliki panjang satu meter. Dalam versi selanjutnya, panjangnya sampai dua meter. Versi lebih panjang ini sudah diuji coba di darat. "Akan segera diuji coba terbang dalam waktu dekat ini," kata Soewarto.
Proyek lain juga sudah menunggu. "Kita sedang mengembangkan R-Han 200," kata Siahaan. Roket sebesar itu, menurut Soewarto, mampu menjangkau sekitar 40 kilometer.
Empat Tahun Lagi
Meski menjadi bagian penting dalam proyek R-Han 122 atau R-Han 200 menaikkan gengsi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), konsentrasi utama lembaga para ahli roket ini adalah membuat roket yang bisa mengirim satelit ke antariksa. Target Lapan pada 2014: bisa memproduksi roket bernama RPS-01 untuk mengirim satelit. "Sejauh ini tahap-tahap (ke arah sana) berlangsung baik," kata Dr Soewarto Hardhienata, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan.
Roket itu terdiri atas empat tingkat. Tingkat teratas roket RX-320 yang sudah diproduksi dan sukses diuji coba Lapan. Tiga tingkat di bawahnya semula direncanakan terdiri atas RX-420 semua plus dua roket pendorong (booster) di kiri-kanan. RX-420 sudah sukses diuji coba sejak tahun lalu dan menjadi roket terbesar buatan Indonesia.
Tapi sejumlah perhitungan membuat Lapan kemudian mencoba menghilangkan sepasang booster itu. Salah satu alasannya: kerumitan perhitungan. Jika tenaga dua roket itu tidak benar-benar sama, arah luncuran bisa kacau, bisa melenceng. Sebagai gantinya, roket tingkat pertama tidak lagi berdiameter 420 milimeter, tapi diperbesar menjadi 550 milimeter. "Bulan depan ini uji statis RX 550 di Pameungpeuk (dekat Garut)," kata Soewarto.
Ini kemajuan mengingat, sejak 1960-an sampai 2006, Lapan seperti berhenti membuat roket. Mereka berkonsentrasi pada urusan seperti pengindraan jarak jauh. Selama empat dekade itu teknologi roket Indonesia berhenti pada diameter 250 milimeter.
Selain mampu membawa satelit, roket empat tingkat berjangkauan hampir 400 kilometer itu bisa diubah menjadi roket militer. "Muatannya bisa diganti hulu ledak," kata Soewarto.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Roket
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Kembangkan Roket Berdaya Jangkau 100-900 Kilometer
- PT DI Rancang Peluru Balistik
- Pengamat : DPR Harus Pelajari Sistem Keantariksaan India dan Iran
- Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah
- Lapan Kembali Ujicoba Motor Roket RX-550
- Menristek : Indonesia Akan Luncurkan RX-550 Pada Akhir Agustus
- Menuju Kemandirian Indonesia Dalam Membuat Rudal
- Lapan Dan UGM Siap Produksi Roket Berhulu Ledak
- Lapan Berkerjasama Dengan ITS Untuk Membangun Roket
- Wamenhan Puas Dengan Pengujian R-Han 122
- 50 Roket R-Han 122 Berhasil Diujicoba
- Roket R-Han 122 Lakukan Ujicoba Di Baturaja Sumsel
- Kemhan Dan Kemristek Akan Ujicoba Roket R-Han 122 Pada 28 Maret 2012
- TNI AD Lirik Peluncur Roket Canggih, HIMARS Buatan Lockheed Martin
- Indonesia Akan Produksi Ratusan Roket Balistik
- Rosoboronexport : Indonesia Ingin Membeli Tank T-90 Dan MLRS Smerch
- Kemhan Uji Coba 22 Unit Roket R-Han 122 Di Baturaja
- Kemhan Akan Melakukan Pengadaan 1.000 Roket R-HAN 122
- English News : China Helps Indonesia Develop Rockets
- LAPAN Luncurkan Prangko Satelit dan Roket Pengorbit Satelit (RPS)
- Rudal Yang Ditemukan Nelayan Bukan Milik TNI
- Nelayan Menemukan Roket Air To Ground Saat Menjaring Ikan
- AS Akan Mulai Lakukan Inspeksi Senjata Rusia
- Iran Gelar Uji Coba Roket Luar Angkasa
LAPAN
- November, LAPAN Akan Luncurkan Roket Pembawa Satelit Di Morotai
- Indonesia Kembangkan Roket Berdaya Jangkau 100-900 Kilometer
- Lapan Tawarkan Kerjasama Bandara Antariksa Morotai Kepada Korsel
- Pengamat : DPR Harus Pelajari Sistem Keantariksaan India dan Iran
- Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah
- Lapan Kembali Ujicoba Motor Roket RX-550
- Lapan Sedang Mengkaji Empat Pulau Untuk Antariksa
- Satelit Lapan A2 Siap Diluncurkan 2013
- Lulus Uji, Satelit A2 LAPAN Siap Diluncurkan
- Menristek : Indonesia Akan Luncurkan RX-550 Pada Akhir Agustus
- Pengamat : Menunggu kolaborasi TNI AL dan LAPAN
- TNI AL Gunakan UAV Dan Satelit Buatan Lapan
- Lapan Dan UGM Siap Produksi Roket Berhulu Ledak
- Satelit Lapan A2 Akan Diluncurkan Bulan Agustus 2012
- Lapan Berkerjasama Dengan ITS Untuk Membangun Roket
- Lapan Akan Luncurkan Satelit A2 Akhir Tahun Ini
- Indonesia Akan Produksi Ratusan Roket Balistik
- Kemhan Uji Coba 22 Unit Roket R-Han 122 Di Baturaja
- LAPAN Segera Pastikan Pembangunan Stasiun Peluncur Satelit Di Enggano
- Indonesia Sudah Mandiri Membuat Satelit
- Bandara Antariksa Di Enggano Akan Di Bangun 2015
- Lapan Sedang Melakukan Survei Di Enggano Untuk Pembangunan Bandar Antariksa
- English News : China Helps Indonesia Develop Rockets
- LAPAN Akan Membangun Pusat Teknologi Penerbangan
- Inderaja Dukung Pemantauan Wilayah Indonesia
0 komentar:
Post a Comment