
Tentara Korea di balik pagar kawat berduri di area penjagaan militer di Paju, dekat Zona Bebas Militer (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan, Kamis (25/11). Korea Selatan akan memperkuat kehadiran militernya di lima pulau yang berbatasan dengan Korea Utara, menyusul serangan artileri mematikan Korea Utara, Selasa.
Seoul, Kamis - Dua negara serumpun, Korea Utara dan Korea Selatan, berada di ambang perang. Korsel meningkatkan kekuatan militer di lima pulau di Laut Kuning, Kamis (25/11). Adapun Korut mengancam akan menyerang lebih intensif lagi jika AS-Korsel jadi menggelar latihan perang bersama.
Tensi keamanan di Laut Kuning pasca-serangan Korut ke Yeonpyeong, Korsel, belum mereda, malah semakin tinggi. Korsel hari Kamis telah mengirim pasukan, termasuk pasukan angkatan darat, ke lima pulau terluar di Laut Kuning. Anggaran operasional tentara dinaikkan untuk menghadang ancaman asimetris Korut.
Bersamaan dengan itu, Pyongyang berjanji akan melakukan serangan lebih tegas jika Korsel lagi-lagi melakukan ”provokasi sembrono”. Korut menegaskan, jika Angkatan Laut AS dan Korsel bersikeras menggelar latihan bersama di Laut Kuning, Korut bersumpah menghancurkan militer Korsel.
Kondisi keamanan regional di Semenanjung Korea pada hari Kamis kian rawan. Setelah Korut menghujani Yeonpyeong dengan meriam artileri pada hari Selasa lalu, kapal induk USS George Washington sudah mendekat ke Laut Kuning. Kapal induk ini akan mendukung latihan perang empat hari AS-Korsel yang dimulai hari Minggu mendatang.
China, sekutu utama Korut, juga prihatin dan memperingatkan kemungkinan pecahnya perang jika Korsel-AS jadi menggelar latihan bersama. Beijing bahkan melihat latihan bersama militer AS-Korsel dapat menambah ketegangan. Kaum nasionalis garis keras China menyerukan tindakan militer jika AS memasuki perairan China.
Sebaliknya Korsel, AS, dan Jepang, serta Australia mendesak China menggunakan pengaruhnya atas Korut untuk menghentikan provokasi.
China memberikan jawaban. ”Korut dan Korsel agar menahan diri,” kata Perdana Menteri China Wen Jiabao. Namun, Wen menegaskan, China menentang setiap provokasi militer dalam bentuk apa pun di Laut Kuning. Wen tidak mengecam Korut terkait penyerangan ke Yeonpyeong yang menewaskan dua marinir dan dua warga sipil Korsel itu.
”Jika pengiriman kapal induk AS ke Laut Kuning untuk latihan militer dianggap sebagai hal yang biasa, kawasan itu akan berubah, Asia Timur akan diguncang oleh kekuatan yang lebih besar,” tulis The Global Times, tabloid yang diterbitkan People’s Daily, harian milik Partai Komunis China.
Korut sudutkan AS
Pyongyang kemarin menyalahkan Korsel dan AS sebagai pemicu insiden di Yeonpyeong. Tembakan ke pulau itu dilakukan karena AS dan Korsel tidak menghentikan latihan militer di Laut Kuning. Jika dua negara terus bersikeras mengintensifkan latihan bersama mulai hari Minggu, Korut melihat itu sebagai sebuah provokasi lanjutan.
”AS tidak pernah boleh menghindar dari tanggung jawab dalam insiden di Yeonpyeong,” kata Pyongyang dalam sebuah pernyataan. ”Jika Korsel melakukan provokasi lanjutan, tentara kami akan melakukan serangan kedua dan ketiga, pembalasan fisik tanpa ampun,” kata Pyongyang seperti dikutip Korean Central News Agency (KCNA), kantor berita resmi Korut.
Korut mengatakan, Washington telah mendorong latihan militer bersama AS-Korsel di sekitar Yeonpyeong. Itu telah mendorong Pyongyang menanggapi dengan serangan pada hari Selasa lalu. Washington ”secara menyeluruh harus mengontrol Korsel”. Peringatan itu diberikan misi militer Korut di Desa Panmunjom.
Dukung perilaku buruk
Beijing pada masa lalu sebenarnya telah memperlihatkan sikap yang amat menentang latihan perang di Laut Kuning. Dalam kasus tenggelamnya kapal korvet Cheonan milik Korsel, misalnya, yang juga terjadi di Laut Kuning dekat Pulau Yeonpyeong, Beijing sudah mengingatkan Seoul untuk tidak melakukan latihan militer.
Kasus tenggelamnya Cheonan terjadi pada Maret 2010. Saat itu kapal ditembaki torpedo. Sebanyak 46 pelaut Korsel tewas. Pihak Korsel menyalahkan militer Korut, tetapi Pyongyang mati-matian menyangkalnya. China waktu itu justru lebih membela Korut.
Ahli Korea Utara, Peter Beck, mengatakan, ”Dalam terang musibah tenggelamnya Cheonan, Beijing memperlihatkan kepada kita bahwa mereka lebih mendukung perilaku buruk Pyongyang.” Sama halnya dengan insiden Yeonpyeong, Beck menilainya, Beijing sepertinya mendorong Korea untuk semakin dekat lagi ke ambang perang.
AS bertekad meningkatkan bantuan kepada Korsel, termasuk mendorong 28.500 tentaranya di Korsel untuk membantu melawan Korut.
Negara-negara Eropa, Jepang, Australia tetap mengecam Korut karena melakukan serangan tanpa alasan ke Yeonpyeong.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov benar-benar mengingatkan insiden ini bukan masalah kecil dan bisa menyulut masalah besar. Oleh karena itu, dia meminta dengan sungguh-sungguh agar eskalasi diredam secara dini.
Para pemimpin dunia dan media Seoul tetap mengharapkan peran China menekan Korut. ”Jika China tidak memberikan tekanan kepada Korut, provokasi akan berlanjut. Jika perang berkecamuk di Semenanjung Korea, kemakmuran China akan terguncang,” tulis Chosun Ilbo, harian Korsel.
Sementara Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young mengajukan permohonan pengunduran diri. Presiden Lee Myung-bak mengatakan, Tae-young mundur karena merasa bertanggung jawab atas insiden Yeonpyeong.
Publik Korsel mengkritik Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Korsel. Militer dinilai lamban melakukan balasan sehingga sempat jatuh korban jiwa dan cedera.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
KOREA
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Doosan DST Kirim Tarantula 6x6 Kepada Indonesia
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
KORUT
- Indonesia Dan Korut Akan Bahas Kerjasama Pertahanan
- Korut Tawarkan Kerjasama Pengembangan Kapal Selam Mini Kepada Indonesia
- Komisi I DPR Meminta Menlu Untuk Klarifikasi Rudal Korut
- Jubir Kemhan : Jangan Kuatir Dengan Rudal Balistik Korut
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- Korut Kirim Tim Pembunuh Menhan Korsel
- Kapal Perang Amerika Serikat Cegat Kapal Korea Utara
- Korsel Akan Siagakan Apache Untuk Hadapi Korut Di Perbatasan
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Korsel Melakukan Latihan Menggunakan Peluru Tajam Untuk Peringati Insiden Incheon
- Terowongan Nuklir Korea Utara Mendapat Perhatian Korea Selatan
- AS "Dirayu" Tingkatkan Jangkauan Rudal Korsel
- Pasukan AS di Jepang dan Korsel Siap Hadapi Korut
- DPR: Kaji Ulang Kerja Sama Pesawat Tempur
- Hadang Kapal Selam, Korsel Pasang Sensor Bawah Laut Dekat Korut
- Halangi Cina-Korut, Jepang dan AS Gelar Latihan Perang Laut
- Korsel Tambah Kekuatan Pesawat Anti Kapal Selam
- Asyik Manuver di Udara, Pesawat Jet Korut Malah Jatuh
- Korut Inginkan Perang Nuklir dengan Korsel
- Latihan Perang Digelar Lagi, Korut akan Serang Korsel
- Korsel Merombak Militernya
- Korut Gali Terowongan untuk Uji Coba Nuklir
- Panglima Militer Korsel Mundur
- Korsel Bisa Serang Korut Bila Kesabarannya Telah Habis
- Jepang akan Gunakan Pencegah Rudal Terbaru
PERBATASAN
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Kementerian PU Bangun Fasilitas untuk TNI Di Pulau Nipah
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Tank Scorpion, AMX-13 Dan MLRS Astros II Amankan Demarkasi RI-Malaysia
- Jubir Kemhan : Pulau Nipah Akan Dijadikan Bungker BBM Dan Logistik
- Dispen TNI : TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna
- Kasum TNI: Konflik Laut Cina Selatan Rawan Potensi Ancaman
- Kemhan : Indonesia Tambah Pasukan Elit di Perbatasan
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- SBY : Pengadaan Alutsista Bukan Sekadar Menjaga Perbatasan
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Pemerintah Sediakan Rp 3,9 Triliun Untuk Pembangunan Perbatasan Kalimantan
- Wamenhan Kunjungi Pulau Nipah Dan PT Palindo Batam
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim
- Pangdam Mulawarman : 44 Tank Leopard Akan Di Tempatkan Di Perbatasan Kalimantan
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- Satu Skuadron Heli Tempur Akan Di Tempatkan Di Nunukan
- Pangdam Mulawarman : Tank Leopard Dinilai Mampu Amankan Perbatasan
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- 2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan
CHINA
- Indonesia Dan China Sepakat Tingkatkan Kegiatan Latihan Militer Kedua Negara
- Komisi I : Rudal C-705 Akan Dikembangkan Di Indonesia
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Selain Rudal, Indonesia - China Kerjasama UAV Dan Pertahanan Elektronik
- Konflik LCS, Penyebab ASEAN Memperbarui Kekuatan Alutsista
- Indonesia Dan China Sepakati Kerjasama Keamanan Maritim
- TNI AU Dan AU China Jajaki Kerjasama
- Senjata Murah Buatan China Jadi Saingan Berat PT Pindad
- Dubes RI : Hubungan Militer Indonesia Dan China Semakin Erat
- Dispen TNI : TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna
- Dispen TNI AU : Kami Belum Tahu Kemhan Beli Misil Cina
- Kemhan : Tanggal 30 Agustus, China Memberikan Proposal Teknis C-705
- Menhan Dan Panglima TNI Diundang Memperingati Hari Pembentukan Tentara Pembebasan Rakyat China
- Komisi I : Indonesia Dan China Akan Bangun Industri Rudal
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- Indonesia Dan China Adakan Adakan 1st Defense Industry Cooperation Meeting
- Untuk Pertama Kali TNI AL Dan AL China Lakukan Dialog
- Indonesia-China Tingkatkan Kerja Sama Antiteror
- Indonesia-China Barometer Stabilitas Kawasan
- Pengamat : Kerjasama Pertahanan Indonesia Dan China Sangat Strategis
- Jubir Kemhan : TNI AU Kirim 10 Pilot Sukhoi Untuk Pelatihan Di China
- China Tawarkan Bantuan Radar Dan Pelatihan Pilot Sukhoi TNI AU
- Indonesia Dan China Tingkatkan Kerjasama Pertahanan
- Dubes RI : Kita Harus Perkuat Kerjasama Pertahanan Dengan China
- Menhan : Asean Harus Bisa Damaikan Konflik Laut China Selatan
USA
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- KSAD Kecewa Dengan Hasil Negosiasi Apache
- KSAD : TNI AD Akan Beli 20 Helikopter Black Hawk dari AS
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Komisi I : Kami Berharap Kemhan Dan TNI AD Kaji Pembelian Apache
- Kemhan Lanjutkan Pembelian Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Diplomat AS : AS Harus Tingkatkan Hubungan Militer dengan Indonesia
- Lockheed Martin Dan PT CMI Teknologi Siap Memproduksi Radar Untuk Program NASRI
- AS Setujui Pengadaan 180 Unit Rudal Anti Tank Javelin Kepada Indonesia
- Dubes AS : Kami Senang Bisa Ikut Dalam Indo Defence 2012
- TNI AD Tunda Pengadaan Heli Apache Karena Terbentur Anggaran
- Dubes AS : Senat AS Dukung Heli Apache Dijual ke Indonesia
- Pengamat : Adakah 'Permainan' Di Balik Pengadaan Apache Indonesia
- Panglima TNI : TNI AD Masih Kaji Pembelian Helikopter Apache
- Ini Dia Harga Dan Spesifikasi Apache AH-64D Block III Longbow Untuk Indonesia
- Jubir Kemhan : Bila Harga Sesuai Kami Terima Tawaran Helikopter Apache
- Komisi I : Kita Berharap AS Tawarkan Helikopter Chinook
0 komentar:
Post a Comment