ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, November 25, 2010 | 12:09 PM | 0 Comments

    LAPANGAN TERBANG TNI AU JADI KEBUN SAWIT

    illustrasi

    Bengkulu - Cadangan lahan untuk lapangan terbang milik TNI Angkatan Udara di Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu menjadi kebun kelapa sawit rakyat.

    "Kami khawatir lahan itu dikuasai masyarakat, karena hingga saat ini belum ada tindakan serius dari pemerintah daerah," kata staf ahli perkebunan dan kehutanan Pemkab Bengkulu Selatan Ir Junior Hafiz, di Bengkulu, Rabu.

    Lahan itu dibuka masyarakat karena selama ini ditelantarkan tanpa dirawat atau diberi tanda batas, sehingga masyarakat memanfaatkannya dengan menanam kelapa sawit.

    Tanaman kelapa sawit puluhan kepala keluarga itu sekarang sebagian besar sudah panen dan bahkan warga memperluas tanamannya sampai ke pinggir laut.

    Padahal Lapangan terbang (Lapter) TNI-AU itu satu-satunya di Provinsi Bengkulu, rencananya akan dijadikan untuk pangkalan radar di wilayah barat Sumatera guna memperkuat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Lapter pertama luasnya sekitar 154 Ha itu sebelumnya digarap warga setempat untuk ditanami dengan tanaman semusim seperti ubi kayu (singkong), kacang tanah dan jagung, namun belakangan berkembang ditanami kelapa sawit.

    "Saat saya menjadi Kepala Dinas Kehutanan Bengkulu Selatan warga mulai membuka, namun tidak bisa berkutik melarang perambah menanam kelapa sawit karena lahan itu dikelola langsung Pangkalan TNI-AU," ujarnya.

    Pengelolaan itu sesuai dengan perjanjian salah satu pejabat dari mabes TNI AU yang meninjau lokasi itu beberapa tahun lalu, namun pelaksanaannya sehari-harinya tetap dalam pengawasan Pemkab Bengkulu Selatan.

    Sementara Lapter dua dalam perjanjian itu tetap dikelola Pemkab termasuk diberi wewenang mengeluarkan para perambah yang sudah menanam berbagai jenis tanaman tahunan tersebut.

    Luas areal Lapter satu dan dua itu seluruhnya 338 Ha dan masuk dalam wilayah Desa Pagar Dewa, sedangkan Lapter pertama berada di sisi jalan raya lintas barat Sumatera yang menghadap langsung ke Samudra Indonesia.

    Lapter itu sudah milik pihak TNI AU sejak zaman Kolonial Jepang, namun untuk membangun sarana dan fasilitas TNI lainnya masih tergantung dana pemerintah, Pemkab Bengkulu Selatan hanya mengamankan dan membebaskan lahan dari penggarap, katanya.

    Sumber: DEPHAN

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.