
MUNDUR: Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young (tengah), kemarin, mengecek rumah yang hancur akibat serangan artileri Korut. Kim mengundurkan diri dari jabatannya di tengah kritik terhadap respons militer terhadap serangan Korut.
SEOUL (SINDO) – Ketegangan di Semenanjung Korea belum mereda. Korea Utara (Korut) bahkan mengancam akan kembali menyerang Korea Selatan (Korsel) jika negara itu menggelar latihan perang bersama Amerika Serikat (AS).
Korut menilai latihan perang Korsel dan AS merupakan provokasi militer yang dapat meningkatkan eskalasi ketegangan. “Jika penghasut perang, yakni Korsel, gagal untuk kembali ke akal sehat dan melakukan provokasi militer secara sembarangan, tentara kami akan melakukan serangan pembalasan kedua dan ketiga dengan kuat tanpa ragu-ragu,” ujar pernyataan Korut kemarin. Korut menegaskan bahwa AS tidak bisa menghindari tanggung jawab atas baku serang artileri Korut-Korsel. Seperti diketahui, Presiden AS Barack Obama berjanji akan membantu negara sekutunya, Korsel.
Kapal induk USS George Washington yang mengangkut 75 pesawat tempur dan memiliki lebih dari 6.000 awak telah meninggalkan pangkalan angkatan laut di selatan Tokyo, Jepang, menuju perairan Korea.Korsel dan AS akan melakukan latihan militer bersama selama empat hari mulai Minggu (28/11) waktu setempat. AS menegaskan,latihan bersama yang telah dijadwalkan jauh sebelum serangan Korut terjadi akan menunjukkan betapa kuatnya komitmen AS terhadap stabilitas regional. Dunia internasional kerap tercengang dengan tindakan rezim yang berkuasa di Korut.Negara komunis itu telah mengadakan dua tes nuklir, menembakkan rudal ke Jepang, dan bulan ini memamerkan fasilitas nuklir modern barunya.
Banyak pengamat yakin bahwa serangan Korut ke Korsel pada Selasa (23/11) dimaksudkan untuk menegaskan kepercayaan militer terkait suksesi bagi anak bungsu Kim Jong-il, Kim Jong-un. Kim Jong-un, 27, dua bulan lalu memegang peranan penting di militer Korut. Menurut kantor berita Yonhap yang mengutip seorang pejabat pertahanan Korsel,Korut juga menolak proposal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipimpin AS dalam United Nations Command (UNC). Pihak inilah yang mengawasi gencatan senjata dan mengadakan pembicaraan militer terkait serangan tersebut. Di sisi lain, AS, Eropa,Korsel, dan Jepang telah lama mendorong pemberian sanksi bagi rezim berkuasa Korut.
Adapun China dan Rusia memilih diplomasi lembut dengan Pyongyang. Seorang ahli panel antarpemerintah mengatakan, meski Korut telah menyerang kapal perang Korsel Cheonan dengan sebuah torpedo pada Maret lalu, yang menewaskan 46 pelaut,tetap saja China menolak menyalahkan rezim Pyongyang. Meski begitu,Perdana Menteri (PM) China Wen Jiabao mengatakan di Moskow bahwa China berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea serta menentang setiap tindakan militer provokatif.Namun, tidak jelas apakah Wen menunjuk pada penembakan yang dilakukan Korut atau ke AS dan Korsel yang berencana menggelar latihan militer bersama.
Menhan Mundur
Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel Kim Tae-young mengundurkan diri setelah menghadapi kritik keras terkait respons militer terhadap serangan artileri mematikan Korut.Presiden Lee Myung-bak telah menerima pengunduran diri Kim Tae-young. Presiden Lee Myung-bak mengatakan, pengunduran diri Kim sebagai tanggung jawab atas serangkaian insiden baru-baru ini. Kim mengundurkan diri dua hari setelah serangan artileri Korut menghantam Pulau Yeonpyeong di perbatasan Korsel.
Serangan yang menghancurkan pulau terpencil yang tenang ini menewaskan 2 marinir,2 warga sipil,melukai 18 orang, serta menghancurkan 22 bangunan. Serangan juga membuat 700 orang dari 1.500 warga Pulau Yeonpyeong ketakutan dan menyelamatkan diri ke wilayah yang lebih aman. Menhan langsung menghadapi kritik yang sangat keras dari para legislator. Militer Korsel dinilai memberikan respons terlalu lunak karena hanya meluncurkan 80 tembakan artileri balasan. Legislator mengatakan seharusnya militer merespons secara lebih tegas seperti melakukan serangan udara ke arah Korut.
Namun Kim berkilah bahwa serangan udara bisa memicu “perang penuh” antarkedua negara. Kim juga mengundurkan diri karena serangkaian kejadian tahun ini seperti tenggelamnya kapal perang Korsel.Hingga kini,hubungan Korsel-Korut masih “panas” karena penembakan terhadap warga sipil pertama kali sejak Perang Korea pada 1950–1953 dan masih menghitung kerugian akibat serangan di Pulau Yeonpyeong. Di bagian lain,militer Korsel segera merevisi aturan perang agar bisa merespons lebih kuat terhadap serangan Korut.Kekuatan ini otomatis akan memperkuat Korsel, termasuk penguatan di lima pulau yang berada di garis depan dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan. Hal ini diungkapkan Kantor Kepresidenan seusai pertemuan keamanan darurat yang dipimpin Presiden Lee Myung-bak.
Pemerintah Korsel akan memprioritaskan pengeluaran untuk menangani ancaman Korut. Karena itu, rencana untuk memangkas anggaran angkatan laut yang didengungkan pada 2006 akan dibatalkan. “Aturan terkait peperangan atau pertempuran yang terlihat agak pasif akan benar-benar direvisi. Misalnya,revisi tersebut akan mencakup berbagai tingkatan serangan balik berdasarkan pada apakah serangan ditargetkan terhadap warga sipil atau militer,” urainya.Nantinya, aturan baru harus mencerminkan perubahan paradigma dalam menanggapi provokasi Korut di masa depan.
Sumber: SINDO
Berita Terkait:
KORUT
- Indonesia Dan Korut Akan Bahas Kerjasama Pertahanan
- Korut Tawarkan Kerjasama Pengembangan Kapal Selam Mini Kepada Indonesia
- Komisi I DPR Meminta Menlu Untuk Klarifikasi Rudal Korut
- Jubir Kemhan : Jangan Kuatir Dengan Rudal Balistik Korut
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- Korut Kirim Tim Pembunuh Menhan Korsel
- Kapal Perang Amerika Serikat Cegat Kapal Korea Utara
- Korsel Akan Siagakan Apache Untuk Hadapi Korut Di Perbatasan
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Korsel Melakukan Latihan Menggunakan Peluru Tajam Untuk Peringati Insiden Incheon
- Terowongan Nuklir Korea Utara Mendapat Perhatian Korea Selatan
- AS "Dirayu" Tingkatkan Jangkauan Rudal Korsel
- Pasukan AS di Jepang dan Korsel Siap Hadapi Korut
- DPR: Kaji Ulang Kerja Sama Pesawat Tempur
- Hadang Kapal Selam, Korsel Pasang Sensor Bawah Laut Dekat Korut
- Halangi Cina-Korut, Jepang dan AS Gelar Latihan Perang Laut
- Korsel Tambah Kekuatan Pesawat Anti Kapal Selam
- Asyik Manuver di Udara, Pesawat Jet Korut Malah Jatuh
- Korut Inginkan Perang Nuklir dengan Korsel
- Latihan Perang Digelar Lagi, Korut akan Serang Korsel
- Korsel Merombak Militernya
- Korut Gali Terowongan untuk Uji Coba Nuklir
- Panglima Militer Korsel Mundur
- Korsel Bisa Serang Korut Bila Kesabarannya Telah Habis
- Jepang akan Gunakan Pencegah Rudal Terbaru
KOREA
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Doosan DST Kirim Tarantula 6x6 Kepada Indonesia
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
PERBATASAN
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Kementerian PU Bangun Fasilitas untuk TNI Di Pulau Nipah
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- Indonesia Dan AS Punya Kepentingan Yang Sama Dalam Sengketa Wilayah
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Tank Scorpion, AMX-13 Dan MLRS Astros II Amankan Demarkasi RI-Malaysia
- Jubir Kemhan : Pulau Nipah Akan Dijadikan Bungker BBM Dan Logistik
- Dispen TNI : TNI Belum Akan Perkuat Militer di Natuna
- Kasum TNI: Konflik Laut Cina Selatan Rawan Potensi Ancaman
- Kemhan : Indonesia Tambah Pasukan Elit di Perbatasan
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- SBY : Pengadaan Alutsista Bukan Sekadar Menjaga Perbatasan
- Presiden : Nipah Dirancang dan Dibangun untuk Gugus Depan Pertahanan
- Pemerintah Sediakan Rp 3,9 Triliun Untuk Pembangunan Perbatasan Kalimantan
- Wamenhan Kunjungi Pulau Nipah Dan PT Palindo Batam
- Komisi I : Lebih Baik Kita Berperang Bila Malaysia Masih Menginginkan Ambalat
- Kodam Mulawarman Bangun Peluncur Roket dan Siagakan Heli Serbu Di Kaltim
- Pangdam Mulawarman : 44 Tank Leopard Akan Di Tempatkan Di Perbatasan Kalimantan
- Pangdam Mulawarman : Tank Malaysia Sudah Disiagakan Di Perbatasan Kalimantan
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- TNI AD Tambah 1 Batalyon Dan Pos Pengamanan di Perbatasan Malaysia
- Satu Skuadron Heli Tempur Akan Di Tempatkan Di Nunukan
- Pangdam Mulawarman : Tank Leopard Dinilai Mampu Amankan Perbatasan
- NC-212 TNI AL Usir Pesawat CN-235 Milik Malaysia Karena Melanggar Perbatasan NKRI
- 2012, TNI AD Bentuk Satuan Tank Di Kalimantan
0 komentar:
Post a Comment