ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, May 28, 2010 | 9:57 AM | 0 Comments

    Memandirikan Industri Pertahanan

    Salah Satu Rompi Antipeluru Buatan Polandia

    YOGYAKARTA(SI) – Departemen Pertahanan (Dephan) menjalin kerjasama dengan tiga kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yakni UPN Veteran Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya.


    Bentuk kerjasamanya adalah penelitian dan penyiapan industri pertahanan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Marsdya TNI Eris Harriyanto mengatakan, salah satu upaya membentuk kemandirian dalam industri pertahanan yakni pemerintah perlu menggandeng sejumlah perguruan tinggi. Alasannya, dari akademisi inilah diharapkan ada inovasi-inovasi baru di bidang industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) maupun sistem pertahanan. ”Target ke depan, Indonesia bisa memangkas impor alutsista dari luar negeri,”katanya di Kampus UPN Veteran, Yogyakarta, kemarin.

    Soal bentuk kerjasama yang nantinya akan dibuat antara Dephan dengan UPN Veteran, kata Eris,masih akan dirumuskan lebih lanjut.Namun, dia berharap UPN bisa melakukan beberapa riset yang dibutuhkan, seperti pembuatan laras senapan ataupun rompi tahan peluru. Selama ini, laras senapan maupun rompi yang dimiliki militer Indonesia masih impor dari Polandia. ”Kami ingin bisa membuat laras sendiri dan rompi tahan peluru yang ringan sehingga tidak memberatkan ketika dipakai aparat TNI,”ungkapnya. Kerjasama serupa, kata dia, sudah pernah dilakukan dengan sejumlah perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Hasilnya cukup positif, salah satunya mereka menyumbangkan riset untuk pembuatan baja tahan peluru yang digunakan untuk kendaraan Panser.

    ”Dengan ITB juga tengah membuat riset untuk alat peluncur rudal small engine,”urainya. Sementara Rektor UPN Veteran Yogyakarta,Didit Welly Udjianto mengutarakan, kerjasama yang memungkinkan dibangun antara UPN dan Dephan lebih kepada riset sistem pertahanan.Salah satu contohnya adalah penguatan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Pihak UPN nantinya akan mengirimkan mahasiswa untuk kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah tersebut. ”Para mahasiswa KKN akan fokus mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air warga di perbatasan,”paparnya.

    Sumber: SEPUTAR INDONESIA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.