
JAKARTA - Bidang pertahanan menutup tahun dengan indah. Awal hingga tutup tahun 2010, pertahanan Indonesia maju signifikan, meskipun beberapa bidang masih harus dibenahi dan diperbarui untuk membangun pertahanan yang tangguh dan ideal.
Dua komponen utama bidang pertahanan itu, yakni pertama, meningkatkan kemampuan dan modernisasi alat utama sistem senjata (alusista). Pada sisi lain, profesionalitas dan kesejahteraan prajurit tetap prioritas ditingkatkan tanpa memengaruhi reformasi TNI yang giat digencarkan pemerintah.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, konsep pertahanan telah ditetapkan sesuai semangat peningkatan kesejahteraan dan penguatan angkatan bersenjata.
Karena itu, enam program yang menjadi arah pembangunan ke depan, tak perlu diubah, diantaranya revitalisasi industri pertahanan untuk memenuhi kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF), konsep kebijakan khusus penetapan wilayah perbatasan dan pulau terluar, remunerasi prajurit, proses pengalihan bisnis TNI dan perumusan legislasi yang ditetapkan dalam prolegnas.
Pada sisi lain, Indonesia tidak perlu lagi mencemaskan kedaulatannya dilecehkan bahkan dikangkangi negara luar. Ke depan, bidang pertahanan tidak lagi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Melalui industri pertahanan, Indonesia akan membangun pertahanan dalam negeri melalui perwujudan MEF," ujar Purnomo kepada wartawan di Jakarta, baru-baru ini, usai menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan yang juga Deputi Perdana Menteri Singapura, Teo Chee Hean di Kantor Kemhan, Jakarta.
Satu tahun terakhir, industri pertahanan dan modernisasi alutsista mulai menggeliat dari mati suri selama 13 tahun. PT Dirgantara Indonesia (DI) yang dikatakan nyaris tidak berproduksi lagi, saat ini justru mengalami kebangkitan kembali dengan berbagai pesanan baik dari dalam maupun luar negeri. "CN-235 MPA mengalami permintaan baru dari Korea Selatan dalam versi militer," ujar Purnomo.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, kesuksesan perusahaan dalam mengembangkan versi pesawat patroli terbaru itu telah mengundang ketertarikan TNI Angkatan Laut (AL) memesan CN-235 MPA dan beberapa negara sahabat di Asia.
"Helikopter produksi PT Dirgantara Indonesia juga mengalami kenaikan permintaan. PT Dirgantara Indonesia ternyata memiliki daya tahan yang sangat tinggi untuk survive dan dewasa ini kembali berkembang dengan baik," ujarnya. Purnomo mengatakan, PT DI bekerja sama dengan industri pesawat di Korea menyiapkan pembuatan pesawat tempur KFX. Pesawat tempur ini lebih canggih dibandingkan pesawat tempur buatan AS F-16, namun masih berada di bawah F-35.
Untuk pertahanan laut, ditambahkan Purnomo, dalam waktu empat tahun ke depan, PT PAL Indonesia bekerja sama dengan perusahaan kapal Belanda segera menyelesaikan kapal perusak kawal rudal (PKR). PKR akan memperkuat armada pertahanan TNI AL. "Tahun 2014 mendatang, pembuatan PKR ditargetkan selesai," ujarnya.
Nilai investasi PKR sebesar Rp 2,2 triliun. Selain membuat kapal perusak kawal rudal, PT PAL Indonesia juga akan membuat dua kapal selam.
Industri kapal yang lain adalah Industri Kapal Lundin di Banyuwangi yang mampu membangun kapal-kapal sekoci maupun katamaran dengan kecepatan sangat tinggi. Industri kapal ini telah memenuhi kebutuhan kapal untuk AL Singapura dan Malaysia maupun TNI AL. Dalam keadaan perang, industri kapal ini tentu dapat memenuhi banyak kebutuhan angkatan laut Indonesia.
Sementara itu, untuk matra darat, Pindad telah memiliki teknologi pengembangan panser dengan teknologi Prancis. Panser tersebut memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan yang dibuat Renault, Prancis, dan bahkan menggunakan mesin perusahaan Prancis tersebut.
Panser tersebut juga mulai diekspor ke negara-negara ASEAN. Dengan kemampuan tersebut, diyakini Purnomo, Pindad dapat berkembang lebih tinggi dengan pengembangan tank-tank ringan yang sesuai dengan medan di Indonesia.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment