ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, December 14, 2010 | 10:14 AM | 0 Comments

    Kekuatan Militer Perlu Dielaborasi Ketahanan Energi

    Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Yorris Raweyai

    Kekuatan pertahanan dan militer di Tanah Air akan lebih ideal apabila dielaborasi dengan kekayaan alam dan energi yang dimiliki Indonesia. Dasar memiliki dan mempertahankan kekayaan alam memotivasi pembangunan militer yang kuat dan tangguh.

    Demikian benang merah pendapat anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Yorris Raweyai, pengamat pertahanan dan hubungan internasional yang juga mantan anggota Komisi I DPR Andreas Pareira, pengamat militer Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani, dan pengamat militer dari Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto yang dihubungi Suara Karya secara terpisah di Jakarta, baru-baru ini.

    Industri alutsista Indonesia dewasa ini mengalami masa renaisans. Industri pertahanan punya potensi untuk dipacu sehingga kemampuannya bisa mendukung keuangan negara. Ini berarti di tahun-tahun mendatang industri strategis tersebut justru akan mengalami perkembangan lebih cepat apabila mendapat dukungan yang lebih besar dari pemerintah.

    "Benar bahwa industri alutsista kita mungkin masih berada pada tahapan teknologi menengah, tetapi potensi yang ada memungkinkan industri tersebut berkembang cepat menuju tataran lebih tinggi," ujar Yorris. Andreas sendiri menyatakan apresiasi positif atas kinerja duet Purnomo Yusgiantoro sebagai Menteri Partahanan didampingi Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Wakil Menteri Pertahanan.

    Duet Purnomo - Sjafrie tidak hanya membangkitkan dunia dan industri pertahanan di Tanah Air. Melainkan, ia menilai, penempatan Purnomo pada posisi itu telah memperkokoh posisi Indonesia dalam politik luar negeri yang bebas dan aktif.

    "Perang sesungguhnya yang dijalankan negara-negara di dunia adalah perang teknologi dan perang-perang baru berbasiskan food security (ketahanan pangan), ketahanan sumber energi khususnya minyak dan gas bumi serta peningkatan sumber daya manusia. Gebrakan Purnomo sangat tepat dan ia berhasil menjalankan dalam satu tahun ini," ujar Andreas.

    Menurut dia, Purnomo menyinergikan haluan utama strategi pertahanan Indonesia pada sinergi yang proporsional antara pertahanan militer (konvensional) dengan pertahanan non-militer. Strategi pertahanan Indonesia semakin baik karena sinergi kekuatan pertahanan militer dengan kemampuan mengelola kekayaan negara dan alam, seperti membangkitkan Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP).

    "Pemerintah harus maksimal memerhatikan mutu dan juga peningkatan produktivitas industri-industri strategis, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT PAL serta PT Len Indonesia," ujar Andreas.

    Lindungi SDA

    Salah satu strategi pertahanan yang bisa dikembangkan adalah dengan menjaga ketahanan sumber energi Indonesia. "Satu kekuatan Indonesia harus dipertahankan dari kekuatan asing adalah sumber energi yang berlimpah," kata Jaleswari.

    Saat ini, menurut dia, banyak negara asing yang sedang mencoba mencari sumber daya energi baru, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa melindungi sumber daya itu, misalnya konflik antara Indonesia dan Malaysia dalam kasus blok Ambalat di Kalimantan.

    Tentunya, tugas Menhan akan semakin berat. Upaya memperkuat pertahanan tidak sekadar militer. Menhan dan TNI juga harus memperkuat pertahanan nonmiliter, seperti memperkuat perekonomian.

    Andi menyatakan menilai, pembangunan bidang pertahanan di Tanah Air masih efektif apabila menggunakan konsep pertahanan energi. Elaborasi pertahanan dan energi telah dicontohkan AS dan terbukti berhasil.

    Sumber: SUARA KARYA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.