ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Sunday, December 12, 2010 | 11:15 AM | 0 Comments

    PUNA Sriti, Pesawat Tanpa Awak Karya Dalam Negeri



    Sebagai negara maritim, kedaulatan Negara menjadi hal yang wajib untuk diperjuangkan. Apalagi berhubungan dengan daerah perbatasan wilayah dengan Negara tetangga maupun batas teritorial. Namun, wilayah yang luas itu memiliki risiko tersendiri dari segi pe...

    Sebagai negara maritim, kedaulatan Negara menjadi hal yang wajib untuk diperjuangkan. Apalagi berhubungan dengan daerah perbatasan wilayah dengan Negara tetangga maupun batas teritorial. Namun, wilayah yang luas itu memiliki risiko tersendiri dari segi pengamanannya. Berkaitan dengan latar belakang pengawasan keamanan tersebut, para ahli di BPPT membuat sebuah pesawat tanpa awak yang bertujuan sebagai pendukung pertahanan keamanan nasional dan pengintai teroris. Pesawat ini dibuat untuk mempermudah kerja TNI sekaligus menghemat biaya pengawasan terhadap wilayah Indonesia.

    Kegiatan Rancang Bangun PUNA ini masih dilanjutkan dengan pengembangan PUNA tipe Sriti dengan bobot 6,5 kg dan luas jangkauan 10 km. Pada prinsipnya PUNA seperti layaknya pesawat komersil biasa. Hanya saja ukurannya tidak sama. Kemampuan terbang dan daya tembus PUNA terhadap cuaca buruk pun sebenarnya sama saja. Pengoperasian dalam jangka waktu yang sangat lama dapat meliputi patroli rutin perbatasan negara, patroli kelautan, pengamatan lalu lintas, dan lain-lain.

    Sriti berbahan bakar metanol seperti yang dipakai di pesawat aeromodelling. Jarak pengendalian maksimum Sriti adalah 45 km. Pengendalian pesawat menggunakan ground control station (GCS). GCS terdiri dari remote control yang digunakan saat lepas landas dan mendarat. Saat di udara, Sriti bergerak autonomus, sesuai titik-titik yang telah ditentukan di komputer.

    Sumber: TEMPO

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.