ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, December 16, 2010 | 6:36 PM | 0 Comments

    Rusia Tawarkan PLTN kepada RI

    Konsep BOO (Built, Operate & Owned) dalam pembangunan PTLN di Rusia

    TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Rusia menawarkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. Hal ini disampaikan Petr Shchedrovitskiy, pimpinan badan usaha tenaga nuklir Rusia, Rosatom.

    Petr Shchedrovitskiy menjadi kepala delegasi Rusia yang berkunjung ke Indonesia dan memberikan presentasi tentang kemampuan negerinya membangun PLTN.

    “Kami berharap dapat membangun PLTN di Indonesia karena menurut hemat kami ini adalah pembangkit energi paling efisien,” katanya di sela sela lokakarya tentang energi nuklir di Pusat Studi dan Kebudayaan Rusia di Jakarta, hari ini.

    Pemerintah RI juga tak perlu sibuk mencari dana jika setuju membangun PLTN Rusia ini. Berbagai opsi pendanaan ditawarkan, termasuk yang sudah disepakati perusahaan ini dengan Turki dalam membangun PLTN berkekuatan 4 X 1000 MW, yaitu konsep BOO (Built, Operate & Owned) alias pemerintah tinggal membeli listriknya saja dengan harga dan dalam masa waktu yang telah disepakati.

    Petr Shchedrovitskiy memperkirakan harganya berkisar antara U$ 0,10 hingga U$ 0,15/KWH. “Tergantung masa kontrak yang disepakati.” Reaktor PLTN, menurutnya, mempunyai usia pakai sekitar 60 tahun.

    Lantas bagaimana dengan limbah nuklir dari PLTN? Petr Shchedrovitskiy mengatakan, perusahaannya bersedia membawa limbah itu keluar Indonesia untuk diproses kembali di Rusia.

    Ia berharap pemerintah RI tertarik membangun reaktor berkapasitas 1000 MW karena terbukti paling efisisen. “Ongkos operasionalnya di bawah dua sen dolar per KWH,” katanya.

    Belum jelas jawaban resmi pihak Indonesia karena pertemuan delegasi RI dan Rusia baru dijadwalkan malam ini.

    Sumber: TEMPO

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.