ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, September 3, 2010 | 7:44 PM | 0 Comments

    Presiden Tawarkan Opsi Pemindahan Ibu Kota



    TEMPO Interaktif, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menawarkan tiga opsi mengatasi kemacetan. Pemindahan ibu kota menjadi salah satu opsi tersebut

    "Bagaimana tidak macet, pertumbuhan motor dan mobil 10 persen tiap tahun sementara pertambahan jalan hanya 0,01 persen. Hampir pasti akan terjadi kemacetan," katanya saat berbuka puasa dengan pengusaha Kadin di JCC, Jumat (03/09).

    Semua itu, kata Presiden, belum termasuk pertumbuhan penduduk dan rasio gedung dan lingkungan yang tak berimbang. "Ada persoalan fundamental," katanya.

    Presiden mengatakan pemindahan ibu kota bisa menjadi opsi yang bisa dipilih. "Sama sekali membangun ibu kota yang baru seperti Canberra dan Ankara," katanya.

    Opsi lainnya, kata Presiden, adalah memisahkan kota pusat pemerintahan dengan ibu kota. Ia mencontohkan Malaysia yang beribukota di Kuala Lumpur namun pusat pemerintahannya di Putra Jaya.

    Pembangunan pusat pemerintahan, kata Presiden, membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 7 tahun. Pembangunan Putra Jaya menelan dana sekitar Rp 80 triliun.

    Untuk membangun pusat pemerintahan tersebut, kata Presiden, dana bisa diambil dari APBN. "Bisa lepas sebagian aset di Jakarta untuk bangun yang baru," katanya.

    Opsi lainnya tetap mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota sekaligus pusat pemerintahan. "Kita mulai bangun sarana dan transportasi yang baru, di atas, di bawah, di permukaan semua problematik," katanya.

    Presiden mengatakan opsi yang akan terpilih membutuhkan waktu sedikitnya 10 tahun untuk menjadi kenyataan. "Kalau diputus sekarang-sekarang ini, maka 10 tahun dari sekarang baru bisa tercipta ibu kota yang baru," katanya.

    Sumber: TEMPO

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.