TEMPO Interaktif, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menawarkan tiga opsi mengatasi kemacetan. Pemindahan ibu kota menjadi salah satu opsi tersebut
"Bagaimana tidak macet, pertumbuhan motor dan mobil 10 persen tiap tahun sementara pertambahan jalan hanya 0,01 persen. Hampir pasti akan terjadi kemacetan," katanya saat berbuka puasa dengan pengusaha Kadin di JCC, Jumat (03/09).
Semua itu, kata Presiden, belum termasuk pertumbuhan penduduk dan rasio gedung dan lingkungan yang tak berimbang. "Ada persoalan fundamental," katanya.
Presiden mengatakan pemindahan ibu kota bisa menjadi opsi yang bisa dipilih. "Sama sekali membangun ibu kota yang baru seperti Canberra dan Ankara," katanya.
Opsi lainnya, kata Presiden, adalah memisahkan kota pusat pemerintahan dengan ibu kota. Ia mencontohkan Malaysia yang beribukota di Kuala Lumpur namun pusat pemerintahannya di Putra Jaya.
Pembangunan pusat pemerintahan, kata Presiden, membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 7 tahun. Pembangunan Putra Jaya menelan dana sekitar Rp 80 triliun.
Untuk membangun pusat pemerintahan tersebut, kata Presiden, dana bisa diambil dari APBN. "Bisa lepas sebagian aset di Jakarta untuk bangun yang baru," katanya.
Opsi lainnya tetap mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota sekaligus pusat pemerintahan. "Kita mulai bangun sarana dan transportasi yang baru, di atas, di bawah, di permukaan semua problematik," katanya.
Presiden mengatakan opsi yang akan terpilih membutuhkan waktu sedikitnya 10 tahun untuk menjadi kenyataan. "Kalau diputus sekarang-sekarang ini, maka 10 tahun dari sekarang baru bisa tercipta ibu kota yang baru," katanya.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment