
KOMPAS.com - Perang Dunia II diyakini berakhir setelah Amerika Serikat mengebom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6-9 Agustus 1945. Di balik arus besar sejarah yang didominasi Amerika Serikat, peran Rusia (ketika itu Uni Soviet) menyerang Jepang di Manchuria hingga Pulau Sakhalin nyaris dilupakan dalam sejarah Perang Dunia II.
”Uni Soviet mengirim pasukan untuk menyerang bagian terkuat militer Jepang, yakni Pasukan Kwangtung yang berada di Manchuria,” kata Duta Besar Federasi Rusia Alexander Ivanov dalam seminar ”Makna Sejarah Penyelesaian Perang Dunia Kedua di Asia-Pasifik”, Selasa (31/8) di Jakarta.
Serangan Rusia pada tanggal 9 Agustus itu menindaklanjuti Konferensi Yalta di Semenanjung Krimea antara Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt dan pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin (Iosiv Vissarionovitch Dougashvilli).
Serangan Rusia membuat Kaisar Jepang Hirohito langsung meminta pertimbangan untuk menyerah dan mengakhiri perang. Akhirnya, perang pun berakhir tanggal 2 September 1945 dengan ditandatanganinya penyerahan tanpa syarat di atas kapal perang (battle ship) USS Missouri di Teluk Tokyo.
Direktur Pusat Kebudayaan Rusia Yuri N Zozulya menjelaskan, pasukan Rusia yang dikirim menggempur pasukan Jepang baru saja memenangi perang atas Nazi Jerman di mandala Eropa. ”Pasukan Kwangtung milik Jepang terdiri dari 25 divisi berkekuatan satu juta prajurit, 1.200 kendaraan lapis baja, dan 1.800 pesawat terbang. Kekuatan Soviet sebanyak 1,5 juta prajurit, 3.700 kendaraan lapis baja, dan 3.750 pesawat terbang,” kata Yuri.
Serangan Soviet ke Manchuria, Kepulauan Kuril, dan Sakhalin (Jepang menyebutnya Karafuto) berlangsung selama 25 hari. Pasukan Soviet menemukan laboratorium senjata biologi tempat militer Jepang mengembangkan kuman dan bakteri untuk perang di Manchuria.
Awal Perang Pasifik
Fakta lain yang terlupakan mengenai Perang Pasifik adalah pertempuran Jepang-Soviet tahun 1939 di Khalkhin Goal. Ketika itu, Tentara Merah menghajar Jepang yang berambisi mengembangkan kekuasaan ke arah Siberia-Mongolia selepas mencaplok wilayah Manchuria (kini disebut China sebagai wilayah Dong Bei).
Setelah bertempur sejak 11 Mei 1939 dan berakhir dengan gencatan senjata 15 September 1939, tentara Jepang (Rikugun) yang berintikan pasukan Kwangtung yang terkenal akhirnya menyerah terhadap pasukan Soviet-Mongolia.
Jepang menderita korban 50.000 tentara dengan 8.400 prajurit tewas. Pasukan Soviet menderita 23.499 orang terluka dan 8.248 terbunuh. Komandan Soviet, Giorgi Zhukov, dipromosikan menjadi jenderal dan akhirnya menjadi salah satu pahlawan Soviet saat mengalahkan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Kekalahan Jepang di Kalkhin Goal membuat Angkatan Laut Jepang (Kaigun) bermanuver dan meyakinkan pemerintah untuk mengembangkan ekspansi ke Asia Tenggara, yang akhirnya memicu Perang Pasifik dengan serangan ke Pearl Harbour tanggal 8 Desember 1941.
Fakta peran penting Soviet pada tahun 1939 di Kalkhin Goal dan serangan pada akhir perang di Manchuria, Kuril, dan Sakhalin pada tahun 1945 nyaris terlupakan begitu saja.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
JAPAN
- Indonesia Dan Jepang Tingkatkan Kerjasama Kemitraan Strategis
- KSAD Jepang Bertemu Presiden, Untuk Bahas Kerja Sama Pertahanan
- Indonesia Dan Jepang Akan Lakukan Latgab
- Jepang Kandangkan 200 Pesawat F-15
- Armada Pesawat Tempur F-15 Jepang Dilarang Terbang
- Indonesia Dan Jepang Sepakat Kerja Sama Atasi Perompak
- Empat Negara Asia dengan Belanja Militer Terbesar
- ARF DiREx : Kerja Sama Sipil-Militer
- Media Asing : ARF DiREx Tak Ubahnya Dengan Parade Militer
- Tiga Menteri Tinjau Persiapan ARF-DiReX
- Tenda Utama ARF Direx Roboh Diterjang Angin
- ARF DIREX 2011 Di Manado Libatkan 26 Negara Dan 3550 Peserta
- Jepang Tarik Kapal Ohsumi dari Manado
- Pascabencana Pangkalan AU Jepang Hancur
- Indonesia – Jepang Ketuai Forum ARF DIREx 2011 di Manado
- Jet Siluman Jepang, Jawab Tantangan Kawasan
- Jepang Khawatirkan Pesawat China
- Rusia Tempatkan Rudal S-400 di Kuril
- Russia plans to send first Mistral ships to protect Kurils
- Update : Indonesia dan Jepang Sepakat Kerja Sama Pertahanan
- Pasukan AS di Jepang dan Korsel Siap Hadapi Korut
- RI Perluas Kerja Sama Pertahanan Dengan Jepang
- Halangi Cina-Korut, Jepang dan AS Gelar Latihan Perang Laut
- Jepang Perbarui Pertahanan Sebesar 2.527 Triliun Rupiah
- Jepang Khawatirkan Kebangkitan Militer Cina
RUSIA
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- Rusia Berharap Bisa Negosiasi Su-35 Kepada Indonesia
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- 21 Februari, Indonesia Akan Kedatangan Su-30MK2 Dari Rusia
- Kemhan Dan FSMTC Rusia Bahas Kerjasama Teknik Militer
- Indonesia Berharap Kerjasama Pertahanan Dengan Rusia Semakin Erat
- Vnesheconombank Berikan Pinjaman Kredit Pesawat Tempur Kepada Indonesia
- Rusia Tawarkan kerjasama Pembuatan Tank Ringan Kepada Indonesia
- Rusia Tawarkan Buk-M Dan Pantsir S1 Kepada Indonesia
- Menhan Terima Wakil Dirjen JSC Rosoboronexport Untuk Membahas Kontrak Sukhoi Dan BMP-3F
- Sukhoi Tertarik Kerjasama Pembuatan Komponen Pesawat Dengan PT DI
- Rusia Siapkan Open Agreement Kerjasama Pertahanan dengan Indonesia
- Rusia Akan Memberikan ToT Pesawat Tempur Dan Sipil Buatan Sukhoi
- Mabes TNI AU : 2013, Pesawat Sukhoi Jadi 16 Unit
0 komentar:
Post a Comment