ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Wednesday, March 10, 2010 | 10:15 AM | 0 Comments

    Pengadaan Kapal Korvet Diproses Pekan Depan

    JAKARTA--MI: Kementerian Pertahanan memperkirakan proses pengadaan korvet jenis perusak kawal rudal (PKR) akan masuk proses di Kemenhan pada minggu depan. Tiga negara sudah mendaftar untuk pembuatan kapal yang memiliki panjang 105 meter tersebut.

    "Sudah ada tiga calon yang sudah mendaftar di TNI AL yang sedang diproses. Ada Belanda, selain itu Italia dan Rusia, yang sanggup kerjasama membuat korvet itu di PT PAL," kata Dirjen Sarana Pertahanan Kemenhan Laksda Gunadi di Jakarta, Selasa (9/3).

    KSAL Laksamana Agus Suhartono sebelumnya mengatakan bahwa produksi PKR diharapkan bisa dilakukan pada tahun ini. Pembuatan PKR akan dilaksanakan secara kerjasama dengan negara lain sebagai bagian dari alih teknologi. Pemerintah sudah mengalokasikan sejumlah 700 juta dolar untuk pembuatan satu buah PKR.

    Gunadi menegaskan tidak mungkin seluruh alutsista diproduksi di dalam negeri. Kendala teknologi menjadi salah satu hambatan bagi BUMNIS untuk memproduksi alutsista berteknologi canggih. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah akan semaksimal mungkin mendayagunakan kemampuan dalam negeri.

    "Kita buat semaksimal mungkin diproduksi di dalam negeri, tapi tidak mungkin diadakan seluruhnya di dalam negeri. Misalnya, kita membuat pesawat tempur yang canggih dan hanya diperlukan dua skuadron, ga mungkin sendiri, pasti kerja sama dengan negara lain. Tapi, kita pastikan industri dalam negeri kebagian perkerjaannya atau kita sebut ToT," tandasnya.

    Sumber: MEDIA INDONESIA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.