ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Sunday, October 10, 2010 | 11:23 AM | 0 Comments

    Australia Siaga Serangan Cyber Berbahaya

    INILAH.COM, Canberra- Jaringan militer Australia berada dalam masa siaga, akibat meningkatnya jumlah serangan cyber oleh badan intelijen asing. Ada puluhan negara menjadi tersangka.

    Departemen Pertahanan Australia menyebutkan adanya 700 upaya serangan intelejen asing di internet yang mengancam badan militer mereka. Jumlah ini meningkat 200 kasus dibandingkan tahun lalu.

    Pihak berwenang menolak menyebutkan siapa dalang dibalik peristiwa ini, namun menyebutkan puluhan negara bertanggung jawab atas penyerangan itu.

    Agustus lalu, Wakil Menteri Pertahanan AS William Lynn menyebutkan adanya 100 organisasi intelijen asing yang mencoba merusak jaringan internet AS. Ini adalah kedua kalinya departemen itu mengumumkan bahaya menyangkut jaringan militer. Mereka juga telah membentuk unit tersendiri bernama Cyber Security Operations Centre.

    Organisasi ini memiliki staf dari departemen pertahanan, polisi federal, Departemen Luar Negeri dan Organisasi Keamanan Intelijen Australia.

    Departemen pertahanan Australia menolak memberikan komentar soal informasi militer apa saja yang dicuri.

    “Sangat masuk akal untuk mengasumsikan bahwa layanan intelijen dari pemerintah asing akan berusaha memanfaatkan konektivitas internet demi tujuan tertentu.”

    Banyak negara yang memanfaatkan internet untuk mata-mata misalnya China, Rusia dan Korea Utara.

    Sumber: INILAH

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.