Metrotvnews.com, Jakarta: Hendro Subroto, wartawan perang senior, Kamis (14/10) pukul 19.15 WIB, meninggal dalam usia 71 tahun. Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Krematorium Oasis, Tangerang, Banten. Hari ini, Jumat (15/10), akan diadakan kebaktian untuk melepas kepergiannya pada pukul 19.00 WIB. Jenazah akan dimakamkan, Sabtu (16/10) pukul 09.00 WIB di Pemakaman San Diego Hill, Karawang.
Hendro punya pengalaman banyak dalam liputan perang dan konflik. Ia sudah makan asam-garam dalam liputan-liputan berbahaya. Dalam blog-nya Hendro menuliskan kariernya sebagai wartawan diawali dengan pendidikan News Reel Cameraman di TVRI pada 1964. Kemudian ia mengikuti pendidikan Television Journalisme di OTCA, Tokyo, Jepang.
Hendro banyak meliput peperangan dan konflik bersenjata baik di dalam maupun di luar negeri. Liputan konflik bersenjata pertama ia lakoni di Serawak, Malaysia Timur, pada 1964, ketika berlangsung Konfrontasi Malaysia. Pada waktu itu ia meliput satu tim sukarelawan Indonesia berkekuatan 19 orang yang menyusup masuk ke Divisi I Serawak dari desa Kayangan, Kalimantan Barat.
Pada Januari-Februari 1965 Hendro meliput Operasi Kilat menumpas pemberontakan DI/TII pimpinan Kahar Muzakkar di Sulawesi Tenggara. Ia berhasil mengabadikan jenazah Kahar Muzakkar yang tergeletak di luar rumah bambu persembunyiannya di Desa Laiyu, dekat Sungai Lasolo. Hasil liputan Hendro yang ditayangkan di TVRI berhasil meyakinkan Bung Karno bahwa jenazah itu benar-benar jenazah Kahar Muzakkar.
Pada Oktober 1965, ia meliput pengangkatan jenazah enam jendral dan seorang perwira pertama di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Ia juga meliput penumpasan pemberontakan PGRS/PARAKU di Kalimantan Barat, OPM di Daerah Kepala Burung Irian Barat dan GAM di Aceh. Bahkan, meliput perjuangan integrasi di Timor Timur, November 1975. Saat itu ia terluka berat ketika ia meliput pertempuran di palagan Fatularan, dalam upaya perebutan Posto Atabae, Concelho Bobonaro.
Setelah TNI/POLRI ditarik dari Timor Timur, pada awal bulan Oktober 1999 ia masuk lagi ke Timor Timur dari Darwin, Australia, untuk meliput kegiatan pasukan Interfet (International Force for East Timor). Pada 1970, Hendro meliput perang saudara di Kamboja antara pasukan Pemasi Timor Timur, The Eyewitness to the Integration of East Timor, Operasi Udara di Timor Timur, Perjalanan Seorang Wartawan erintah Republik Kamboja pimpinan Jenderal Lon Nol melawan pemberontak komunis Khmer Merah yang didukung oleh Viet Cong. Ia juga meliput ke Thailand, dan Vietnam.
Hendro juga menuliskan beberapa buku, seperti Saksi Mata Perjuangan IntegrPerang, Dewan Revolusi PKI – Menguak Kegagalannya Mengkomuniskan Indonesia, dan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.
Hendro adalah pemegang Penghargaan Piagam Penegak Pers Pancasila dari Persatuan Wartawan Indonesia Pusat, pemegang anugerah Tanda Kehormatan Satya Lencana Seroja dan Satya Lencana Bhakti dari Departemen Pertahanan Keamanan.
Sumber: METRO TV
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment