ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, October 12, 2010 | 9:11 AM | 0 Comments

    Menhan AS Sindir China soal Perebutan

    illustrasi

    HANOI, SENIN - Pemerintah Amerika Serikat menyerukan semua pihak bersengketa agar lebih mengutamakan pendekatan internasional dan multilateral dalam upaya mencari penyelesaian atas sengketa rebutan wilayah, seperti kerap terjadi belakangan ini di kawasan Asia Timur.

    Seruan itu dilontarkan Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Senin (11/10), saat berbicara di depan pejabat militer dan mahasiswa di Vietnam National University, Hanoi, Vietnam, menjelang Pertemuan Puncak Pertahanan Asia-Pasifik.

    Pernyataan Gates disampaikan beberapa jam menjelang pertemuannya dengan Menteri Pertahanan China Jenderal Liang Guanglie dan diyakini pula mengarah ke sikap China yang selama ini lebih memilih penyelesaian sengketa secara bilateral, seperti dalam persoalan di perairan Laut China Selatan dan Laut China Timur. China juga menolak campur tangan asing, terutama AS.

    Hubungan militer AS-China dalam setahun terakhir memang menegang menyusul kebijakan AS menjual persenjataannya kepada Taiwan senilai enam juta dollar AS. Hal itu dinilai China sebagai sikap AS yang tak menghormati kebijakan ”Satu China” (One China Policy). Sejumlah senjata yang dijual AS adalah helikopter Blackhawk, peluru kendali Patriot, dan kapal-kapal perang pemburu ranjau.

    ”Saat ini kita semua melihat upaya penuntasan sengketa, yang sepenuhnya mengandalkan pembicaraan bilateral secara eksklusif, sudah tidak lagi mencukupi. Sekarang kita lebih membutuhkan adanya institusi multilateral, yang juga mampu menyelesaikan persoalan sekaligus menghadapi berbagai tantangan keamanan penting di kawasan. Berbagai persoalan yang terjadi di Asia, termasuk soal sengketa wilayah, dapat dengan sangat baik diselesaikan melalui sebuah kerja sama multilateral yang kuat,” ujar Gates.

    Kekhawatiran AS itu dapat dipahami mengingat mereka memang menilai China belakangan semakin ”agresif”, terutama dengan ”berinvestasi” secara besar-besaran dalam kekuatan maritim. Maret lalu China mengumumkan belanja pertahanannya tahun ini mencapai 79,6 miliar dollar AS. Namun, AS mencurigai angka sebenarnya bisa dua kali lipat dari angka itu.

    Tolak keinginan ASEAN

    Dalam kasus klaim China atas kawasan kepulauan kaya kandungan sumber daya alam di Laut China Selatan, Negeri Tirai Bambu itu menegaskan posisinya yang hanya mau melakukan pembicaraan bilateral dengan satu per satu negara ASEAN yang terlibat dalam sengketa itu. China juga menolak keinginan negara-negara ASEAN untuk bernegosiasi dan menyusun ”kode etik regional” yang nantinya akan dipatuhi bersama dalam menyelesaikan setiap sengketa.

    Lebih lanjut China diyakini bersikap lebih melunak. Hal itu ditandai dengan undangan Liang terhadap Gates, yang sebelumnya juga didahului dengan undangan pertemuan informal serupa ke Menteri Pertahanan Jepang Toshimi Kitazawa di sebuah kedai kopi hotel, membahas hubungan kedua negara.

    Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan China, Guan Youfei, dalam pertemuannya dengan Gates, Liang menekankan pentingnya hubungan militer China-AS.

    Selain itu, Liang juga memperingatkan AS soal kebijakan penjualan senjatanya kepada Taiwan, yang dinilai Liang masih akan menjadi duri dalam hubungan China-AS. Namun, Liang mengundang Gates melawat ke China.

    Dalam pertemuan itu keduanya tidak membahas masalah sengketa teritorial maritim di Laut China Selatan.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.