
Tak ada rotan, akar pun jadi. Begitulah akhirnya transportasi yang digunakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meninjau korban bencana banjir di kota yang oleh penduduk aslinya dikenal dengan Kuripasai (Wasior) di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Presiden tidak menggunakan helikopter, yang jarak tempuhnya lebih pendek, untuk tiba di bandar udara kecil di Wasior dari Manokwari. Namun, Presiden menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin-366, yang berangkat dari Pelabuhan Manokwari menuju Pelabuhan Kuripasai, Wasior.
Dari Jakarta, Presiden sebelumnya menggunakan pesawat khusus Boeing 737-500, yang disewa dari Garuda Indonesia. Pesawat itu transit sejam untuk mengisi bahan bakar di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari informasi yang diterima Kompas, alasan perubahan cuaca yang ekstrem membuat Presiden memilih menggunakan jalur laut, bukan jalur udara.
Namun, menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Rabu (13/10), Presiden sejak awal memang ingin menggunakan KRI. ”Selain bisa mengangkut bantuan Presiden, juga untuk membawa rombongan yang lebih banyak dan juga bisa lebih cepat dan aman,” katanya.
Namun, dengan menggunakan KRI, Presiden Yudhoyono bisa lebih lama tiba Kuripasai, yaitu lima hingga delapan jam. Jika dengan kapal biasa, waktunya bisa mencapai 10-12 jam.
Perjalanan menuju Kuripasai dilakukan Rabu malam. Sebab itu, Presiden bersama rombongan terpaksa menginap di KRI.
Sebelum naik kapal di Manokwari, Presiden menyempatkan menemui sekitar 1.000 pengungsi dari Wasior di Lapangan Kodim 1703 Manokwari. Di tempat itu, Presiden menyatakan belasungkawanya dan meminta pengungsi bersabar.
Presiden Yudhoyono juga mendoakan dan memberikan kekuatan kepada sejumlah korban banjir, yang masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Manokwari.
Dalam perjalanan menuju Kuripasai, KRI Sultan Hasanuddin dikawal KRI Fatahilla, KRI Achmad Yani, dan kapal TNI Angkatan Laut, Kalaikai.
Setelah memimpin rapat, Presiden bersama Ny Ani Yudhoyono menginap di kamar komandan KRI, Letnan Kolonel (Laut) Restiono Kunto. Sementara menteri dan pejabat lainnya menginap di kamar perwira lainnya. Anggota rombongan, seperti wartawan dan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), menginap di ruang lainnya, berjubel-jubel.
Lalu di mana komandan dan perwira lainnya tidur? ”Kami mengalah,” kata seorang prajurit KRI.
Kapal buatan Belanda tahun 2007 ini tentu memberikan keamanan bagi Presiden dan rombongan. Selain dilengkapi berbagai jenis rudal, torpedo, sampai meriam, kapal berukuran 90,7 meter x 13,2 meter x 3,6 meter dengan berat 1.692 ton ini juga memiliki kecepatan sampai 28 knot. Kapal ini sebelumnya berpatroli di kawasan Blok Ambalat di Kalimantan.
Memang, dengan keamanan itu, Presiden bisa tepat tiba di Kuripasai pada dini hari. Setelah meninjau Posko Bencana Penanganan Banjir Wasior pukul 08.00 WIT, Presiden menemui sekitar 300 warga dan tokoh adat Wasior yang masih memilih tinggal di Kuripasai.
Sebelum meninjau Kampung Sanduay, yang kondisinya hampir rata dengan tanah serta penuh dengan batu besar dan batang pohon berikut dengan akarnya, Presiden mengajak warga berdoa bersama.
Namun, karena harus segera kembali ke Manokwari sebelum gelap, baru 2 jam 40 menit di lokasi itu, Presiden harus kembali ke kapal.
Untuk mengejar waktu, KRI Sultan Hasanuddin-366 terpaksa ngebut dengan kecepatan penuh di atas 20 knot, meninggalkan KRI lainnya dan Wasior yang jauh di belakang.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Kapal Perang
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- Belanda Akan Menjual Kapal Perang Kedua Ke Indonesia
- Wamenhan : Hasil Investigasi Terbakarnya KRI Klewang Ditunggu
- PT PAL Akan Kerjakan 16 Unit KCR-60 TNI AL
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- KEEL LAYING Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL
- Satgas TNI AL Akan Mengawasi Pembuatan Dua PKR Di Belanda
- PT PAL Akan Membangun Kapal Selam Sendiri
- KSAL : Keputusan Pembelian Kapal Perang Dari Inggris Masih Tangan Kemhan
- Kapal Perang Jajaran Koarmatim Akan Laksanakan Latihan Artileri
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
- Kemhan Kembali Kirim Tim Negosiasi Kapal Perang Ke Inggris
- Indonesia Meminta Rudal Kapal Perang Dari Inggris Diupgrade
- Indonesia - Inggris Bahas Tindaklanjut Pembelian Kapal Perang
- Menimbang Penawaran Kapal Perang Belanda Dan Italia
- Wamenhan Keluhkan Pengerjaan Kapal Perang Molor Karena Salah Perhitungan
- Kemhan Kirim 250 Teknisi Dalam Proyek PKR Di Belanda
- Awal 2013, KRI Klewang Kedua Akan Dibuat
- Kemhan Beli Kapal Rudal Belum Dilengkapi Persenjataan
- Betapa Uzurnya Kapal Perang TNI AL
- Armabar Kerahkan Depan KRI Untuk Menjaga Selat Malaka Dan Natuna
- PT PAL Akan Mulai Pembuatan PKR Awal Tahun Depan
- Komisi I : Ke Depan Kami Menginginkan Transfer Teknologi Kapal Perang Dengan Inggris
- Industri Pertahanan Nasional Bentuk Konsorsium Pengembangan Kapal Perang
- Menhan : Kita Hanya Bayar 20% Frigate Eks. Brunei Dari Inggris
TNI AL
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kasal Resmikan Pembangunan Submarine Training Center (STC) Di Koarmatim Surabaya
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- 2014, TNI AL Akan Kedatangan Helikopter AKS Secara Bertahap
- BPPT Dan TNI AL Kembangan Kapal Selam 15 Dan 22 Meter
- 2013, 37 BMP-3F Akan Diterima Marinir TNI AL
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- PT PAL Akan Kerjakan 16 Unit KCR-60 TNI AL
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- KEEL LAYING Kapal Cepat Rudal (KCR-60 METER) TNI AL
- Patroli Perbatasan, Kapal Selam KRI Cakra Singgah di Sorong
- Satgas TNI AL Akan Mengawasi Pembuatan Dua PKR Di Belanda
- Kementerian Keuangan Setujui Pemusnahan Dua Kapal TNI AL
- Pangkalan Kapal Selam Akan Selasai Akhir 2013
- TNI AL Dan Amerika Lakukan Latihan Bersama
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
- TNI AL Bangun Kapal LST Dan BCM
- TNI AL Resmikan First Steel Cutting Pembangunan LST Ketiga
- KSAL : Keputusan Pembelian Kapal Perang Dari Inggris Masih Tangan Kemhan
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Kapal Perang Jajaran Koarmatim Akan Laksanakan Latihan Artileri
- Menhan Akan Resmikan KCR Ke Tiga
- Pembentukan Tiga Armada TNI AL Selesai 2014
- Kemhan : Fregat Buatan Inggris Memiliki Kemampuan Di Atas Sigma
0 komentar:
Post a Comment