
SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara tampaknya sedang mempersiapkan uji nuklir ketiga, hanya beberapa hari setelah Pyongyang mengumumkan pihaknya siap untuk kembali ke meja perundingan nuklir, kata sebuah surat kabar Korea Selatan, Kamis (21/10).
Namun para pejabat pemerintah Korea Selatan mengatakan, tidak ada bukti-bukti konkret negara komunis itu mempersiapkan uji nuklir semacam itu, kata Seoul dan sekutu-sekutu dekatnya yang mengamati sejumlah perkembangan sehubungan dengan fasilitas nuklir Korea Utara.
Menurut surat kabar terlaris Korea Selatan, Chosun Ilbo, satelit-satelit Amerika Serikat mendeteksi gerakan personel dan kendaraan di lokasi tempat Korea Utara melakukan uji nuklir pertama dan kedua, tahun 2006 dan 2009. "Gerakan-gerakan sibuk personel dan kendaraan baru-baru ini telah terdeteksi di Pungye-ri," kata Chosun mengutip salah satu sumber pemerintah yang tak disebutkan identitasnya.
Korea Utara tampaknya juga akan memperbaiki sejumlah terowongan yang rusak dalam dua uji coba sebelumnya, menurut sumber itu. "Namun, tidak mungkin (Utara akan) segera melaksanakan uji nuklir itu. Uji coba itu diperkirakan akan perlu tiga bulan lagi untuk menyelesaikan persiapan-persiapan untuk uji yang ketiga," kata sumber tersebut.
Namun seorang juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, tidak ada bukti persiapan-persiapan seperti itu. "Kami tidak punya bukti konkret untuk mendukung berita-berita itu," katanya kepada Reuters. "Kami mengamati dengan cermat setiap perkembangan mengenai fasilitas nuklir Korea Utara dan berbagai informasi dengan negara-negara yang berkaitan."
Korea Utara mengadakan uji nuklir pertamanya pada Oktober 2006 dan yang kedua pada Mei 2009 di Punggye-ri, di provinsi timur laut Hamgyong Utara, sebulan setelah pihaknya keluar dari perundingan-perundingan perlucutan senjata nuklir enam pihak.
Laporan Chosun tersebut terjadi pada saat Seoul sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok 20 (G-20) bulan depan, yang dihadiri para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Barack Obama. Korea Utara, Sabtu lalu, mengatakan, pihaknya bersedia untuk melanjutkan kembali perundingan-perundingan perlucutan senjata enam negara, tetapi tidak akan terburu-buru karena AS dan beberapa pihak lain tidak siap.
AS mengatakan, Korea Utara harus memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan dan menunjukkan ketulusan tentang perlucutan senjata nuklir, sebelum melanjutkan perundingan.
Seorang pejabat senior kemenjutkan kembali.
China, sekutu besar satu-satunya Korea Utara yang juga pemberi bantuan ekonomi negara itu, mendesak dimulainya kembali forum enam negara, yang terdterian luar negeri Korea Selatan, Rabu, mengatakan, Korea Utara hendaknya mengizinkan para pengawas nuklir PBB memeriksa kembali fasilitas nuklirnya, dan mengumumkan moratorium mengenai aktivitas nuklir sebelum perundingan enam pihak bisa dilaniri kedua Korea, AS, China, Jepang dan Rusia. Forum tersebut melakukan perundingan pertama tahun 2003. Tetapi prospek pembaruan perundingan itu dikeruhkan oleh tuduhan-tuduhan Korea Selatan dan AS, bahwa Korea Utara menorpedo salah satu kapal Korea Selatan, Cheonan, Maret lalu, yang dibantah oleh Pyongyang.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
KORUT
- Indonesia Dan Korut Akan Bahas Kerjasama Pertahanan
- Korut Tawarkan Kerjasama Pengembangan Kapal Selam Mini Kepada Indonesia
- Komisi I DPR Meminta Menlu Untuk Klarifikasi Rudal Korut
- Jubir Kemhan : Jangan Kuatir Dengan Rudal Balistik Korut
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- Korut Kirim Tim Pembunuh Menhan Korsel
- Kapal Perang Amerika Serikat Cegat Kapal Korea Utara
- Korsel Akan Siagakan Apache Untuk Hadapi Korut Di Perbatasan
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Korsel Melakukan Latihan Menggunakan Peluru Tajam Untuk Peringati Insiden Incheon
- Terowongan Nuklir Korea Utara Mendapat Perhatian Korea Selatan
- AS "Dirayu" Tingkatkan Jangkauan Rudal Korsel
- Pasukan AS di Jepang dan Korsel Siap Hadapi Korut
- DPR: Kaji Ulang Kerja Sama Pesawat Tempur
- Hadang Kapal Selam, Korsel Pasang Sensor Bawah Laut Dekat Korut
- Halangi Cina-Korut, Jepang dan AS Gelar Latihan Perang Laut
- Korsel Tambah Kekuatan Pesawat Anti Kapal Selam
- Asyik Manuver di Udara, Pesawat Jet Korut Malah Jatuh
- Korut Inginkan Perang Nuklir dengan Korsel
- Latihan Perang Digelar Lagi, Korut akan Serang Korsel
- Korsel Merombak Militernya
- Korut Gali Terowongan untuk Uji Coba Nuklir
- Panglima Militer Korsel Mundur
- Korsel Bisa Serang Korut Bila Kesabarannya Telah Habis
- Jepang akan Gunakan Pencegah Rudal Terbaru
Nuklir
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- Indonesia Mewacanakan Untuk Bangun Pusat Nuklir Di Kalbar
- Pemerintah Setujui Pembangunan PLTN Sebesar 200 KW
- China Membuat Pangkalan Rudal Nuklir Bawah Tanah Untuk Tidak Terdeteksi
- Batan Berikan Beasiswa Bila Memelajari Ilmu Kenukliran
- Pembangunan PLTN Di Babel Akan Terus Berjalan
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Indonesia Siap Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
- Batan Siapkan Dua Lokasi PLTN Di Babel
- Laporan Kebocoran Radiasi Pada Pusat Penelitian Nuklir di Korea Selatan
- Agen Mossad: Jangan Diserang Dulu, Iran Baru Punya Bom Nuklir 2015
- Bangun PLTN, Indonesia Gandeng Badan Tenaga Atom Internasional
- Pakistan Uji Coba Rudal Berkemampuan Nuklir
- Korut Inginkan Perang Nuklir dengan Korsel
- Rusia Tawarkan PLTN kepada RI
- IAEA Tegaskan Indonesia Paling Siap Bangun PLTN
- Korut Gali Terowongan untuk Uji Coba Nuklir
- Server Wikileaks Di Bunker Tahan Nuklir
- India Gagal Uji Senjata Rudal Nuklir
- Malaysia Harapkan Kerjasama Nuklir dengan Korsel
- Iptek Nuklir dalam Menghadapi Masalah FEW di Indonesia
- Kapal Selam Nuklir Pertama India Segera Dioperasikan
- Geger, Amerika Punya Nuklir di Belanda!
- Di Bawah Ancaman Rudal Taepodong
- Temuan Ilmuwan Amerika Bikin Gusar Banyak Negara
0 komentar:
Post a Comment