
Jakarta, Kompas - Pertemuan Menteri Pertahanan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN Defense Ministers Meeting/ADMM) tahun 2011 yang akan diketuai Indonesia diharapkan menghasilkan strategi regional untuk menghadapi tantangan dari luar kawasan.
Hal ini disampaikan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti dalam seminar Persiapan ADMM di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (15/11).
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan agar diadakan kajian yang membantu Indonesia bisa mengambil peran signifikan.
Pihak Malaysia pernah menyatakan, transaksi industri pertahanan di ASEAN dalam setahun mencapai 23 miliar dollar AS.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam paparannya menyebutkan tren perkembangan global sekarang ini, seperti hegemoni AS dengan kekuatan unipolarnya, tumbuhnya kekuatan China dan India, serta masalah-masalah lain seperti terorisme transnasional, ketidakstabilan di Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika.
Bagi Indonesia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti gerakan terorisme yang berhubungan dengan jaringan terorisme seperti pembentukan ”Daulah Islamiyah Raya” di Asia Tenggara. Isu lain adalah ancaman maritim di Selat Malaka yang melibatkan tiga negara pantai.
”Adanya rencana keterlibatan AS dalam konteks regional maritime security initiative mengundang kecurigaan negara-negara di kawasan karena ini berarti AS ingin mengontrol Laut China Selatan, sementara China memandang Laut China Selatan sebagai sumber daya nasional di masa depan,” kata Agus.
Dorodjatun menyatakan, ADMM memiliki banyak dimensi militer. ADMM diharapkan dapat menghasilkan strategi yang bisa dijalankan. Keberadaan visi dan misi harus membuat ASEAN membicarakan peluang-peluang yang lebih luas dan bersifat antisipatif.
Dorodjatun merujuk pada visi yang ditetapkan bersama negara-negara ASEAN untuk mengadakan confidence building measurement untuk menghadapi dan menumbuhkan kepentingan bersama di kawasan. ”Sempat ada Bangkok Declaration untuk mengakhiri pangkalan asing di ASEAN,” kata Dorodjatun.
Pasukan perdamaian
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, negara ASEAN dan mitra berusaha menjadi focal point dalam sejumlah isu kerja sama yang disepakati di Hanoi, Vietnam. ”Keamanan maritim, bantuan bencana, penjaga perdamaian, pengobatan militer, dan kontraterorisme menjadi isu sentral kerja sama ASEAN Plus,” kata Purnomo.
China dan Vietnam mengajukan diri untuk mengambil porsi bantuan bencana dan kemanusiaan, Malaysia dan Australia berminat menangani keamanan maritim, dan Indonesia mungkin akan mengambil porsi pasukan penjaga perdamaian.
Menurut Purnomo, RI memiliki segudang pengalaman sebagai pasukan perdamaian PBB sejak tahun 1957. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan pasukan PBB asal ASEAN akan memasang badge ASEAN di atas lambang negara mereka. ”Kita juga menyiapkan 240 hektar lahan latihan Peace Keeping Force di Sentul, Jawa Barat. Saat ini ada 1.500 prajurit TNI yang bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB dan pengamat militer,” kata Purnomo.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
ASEAN
- Menhan : Industri Pertahanan Indonesia Incar Pasar ASEAN
- Laos dan Philipina Jalin Kerjasama di Bidang Industri Pertahanan dan Patroli Bersama Dengan Indonesia
- Konflik LCS, Penyebab ASEAN Memperbarui Kekuatan Alutsista
- AS Berharap Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN
- Pengamat : ASEAN Terpecah Belah Menghadapi China
- Menhan : Asean Harus Bisa Damaikan Konflik Laut China Selatan
- Wamenlu AS : Rudal Balistik Korut Diarahkan Ke Australia, Indonesia Dan Filipina
- SBY: Modernisasi Alutsista Butuh Kepercayaan Antarnegara Tetangga
- Indonesia Turut Serta Dalam Perlombaan Modernisasi Alutsista Asean
- Pengamat : Internasionalisasi Ancaman dan Kesiapan Pertahanan
- Menkopolhukam : ASEAN Akan Kembangkan Industri Pertahanan Bersama
- 4 Pesawat Tempur F-16 dan 3 Kapal Perang Amankan KTT ASEAN
- Tentara Vietnam, Kamboja & Laos Naksir Senjata Buatan Pindad
- Pengamat : Indonesia Harus Aktif Dalam Kaloborasi Industri Pertahanan Se-ASEAN
- Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'
- Tiga Kapal Perang TNI AL Akan Amankan KTT ASEAN
- F-16 Akan Kawal Pesawat Kepala Negara KTT ASEAN
- TNI AU Punya Simulator NAS-332 Pertama Di ASEAN
- China : AS Harus Angkat Kaki Kalau Tidak Ingin Masalah Laut China Selatan Semakin Terpuruk
- English News : Southeast Asia’s underwater bazaar
- Militer Asean Melakukan Latihan Simulasi Bencana
- China Akan Mengirim 6000 Pasukan Di Laut China Selatan Pada Tahun 2020
- Laut Cina Selatan Picu Konflik China Dan Vietnam
- Pengiriman Pasukan TNI Buktikan Indonesia Ciptakan Ketertiban Dunia
- Pengamat RSIS : Analisis Efek Dari Rudal Yakhont Milik Indonesia Di Asean
0 komentar:
Post a Comment